Monday, January 1, 2018

Softskill Komunikasi Bisnis

Tugas Individu 3
percakapan negosiasi

Penjual : “Siang pak, silahkan mau cari apa?”  (orientasi)
Pembeli : “Selamat siang bu, saya mau beli helm yang ini, berapa ya harganya?” (permintaan)
Penjual : “Itu helm Arai original full face pak, harganya 1 juta ” (pemenuhan)
Pembeli : “Boleh kurang bu harganya?” (penawaran)
Penjual : “Hmmm, gimana ya pak. Bapak mau nawar berapa?” (penawaran)
Pembeli : “800 ribu boleh bu?” (penawaran)
Penjual : “Waduh, tidak bisa pak kalau harga segitu, soalnya ini helm original pak” (penawaran)
Pembeli : “Hmm, kalau 900 ribu boleh bu?” (penawaran)
Penjual : “Tambahin lagi dikit pak, 950 ribu deh ibu lepas” (Penawaran)
Pembeli : “Iya deh bu, 950 ribu saya setuju. Bentar ya bu saya ambil uangnya” (persetujuan, pembelian)
Penjual : “baik pak, terimakasih banyak atas pembeliannya, jangan lupa untuk mampir kembali lain waktu”(penutupan)
Pembeli : ” Terimakasih kembali” (penutupan)


Softskill Komunikasi Bisnis

Tugas 2 Individu
berita bab 7 pengorganisasian dan revisi pesan pesan bisnis

CEO Baru Uber Targetkan IPO di 2019 

Jakarta, CNN Indonesia --
Belum lama ditunjuk sebagai CEO Uber, Dara Khosrowshahi langsung menerbitkan rencana besar bagi perusahaan. Khosrowshahi mengatakan Uber kemungkinan akan melantai di bursa saham (IPO) dalam waktu 18-30 bulan mendatang.

Melansir TechCrunch, ini artinya Uber bisa menjual saham perdana ke publik pada 2019 atau 2020 nanti. Namun Khosrowhashi belum bisa mengatakan waktu IPO yang lebih mendetil.

Pernyataan itu disampaikan oleh Khosrowhashi di hadapan karyawan Uber pada Kamis (30/8). Hal ini juga menepis rumor bahwa Uber segera IPO dalam waktu dekat.
 
"Apa yang kita miliki sekarang bukan sesuatu yang bisa membawa kita ke level berikutnya," ujar Khosrowhashi seperti dikutip dari The New York Times.
Dalam pertemuan tersebut, Khosrowhashi mengindikasikan memberi izin kepada pemegang saham terkini untuk menjualnya kepada investor baru. Uber dikabarkan sudah membicarakan kemungkinan itu dengan SoftBank.

Pada kesempatan itu, Khosrowhashi diperkenalkan oleh pendiri sekaligus mantan CEO Travis Kalanick. Ia mengisi kursi CEO yang kosong sejak Kalanick dilengserkan. 
 
Saat ini Uber adalah perusahaan dengan valuasi 68 miliar dolar Amerika. Angka itu menjadikan Uber sebagai salah satu contoh kesuksesan startup digital di dunia. Sebab dalam rentang waktu delapan tahun saja, Uber berkembang sebesar itu.

Namun Uber adalah perusahaan teknologi yang sebelumnya cukup yakin tak butuh IPO untuk mereguk untung. Ada pemikiran dengan ukuran sebesar sekarang akan lebih mudah bagi Uber untuk menarik investor privat. Selain itu, ada juga kekhawatiran apabila IPO justru nilai saham mereka akan melorot seperti yang terjadi pada Twitter dan Snap.

 

Softskill Komunikasi Bisnis

Tugas 1 individu
berita bab 5 tekhologi informasi dalam komunikasi bisnis

Polisi Pakai E-Tilang, Proses Bayar Denda Lebih Singkat

 

Proses tilang lalu lintas di masa depan dijanjikan Polri akan lebih jelas dan transparan. Bila sebelumnya terlanggar masih bisa memberikan 'uang damai' kepada Polisi Lalu Lintas, kini dengan hadirnya aplikasi E-Tilang, hal itu akan sulit dilakukan.

Aplikasi E-Tilang tidak dipakai oleh masyarakat, melainkan digunakan oleh Polantas. Kehadiran E-Tilang yang diluncurkan pada Jumat (16/12) ini, bisa memangkas proses tilang agar tidak memakan waktu masyarakat.

Berikut ini alur proses tilang online yang memanfaatkan aplikasi E-Tilang:

1. Polisi melakukan penindakan terhadap pengemudi yang melanggar lalu lintas. Kemudian polisi memasukkan data tilang pada aplikasi E-Tilang. Pelanggar harus memberikan data yang benar, berupa nomor KTP, nomor polisi kendaraan, dan terutama nomor ponsel, karena proses selanjutnya membutuhkan nomor ponsel yang valid. Pada tahap ini, polisi juga menentukan pasal yang dilanggar pengemudi.

2. Setelah didata, pelanggar mendapatkan notifikasi nomor pembayaran tilang. Notifikasi berupa SMS ini memberitahukan nomor pembayaran tilang dan juga nominal pembayaran denda maksimal sesuai dengan pasal yang dilanggar. Pembayaran bisa dilakukan di jaringan perbankan mana pun.

Perlu diketahui bahwa nominal ini merupakan denda maksimal yang bisa jadi lebih rendah, tergantung keputusan hakim saat persidangan.

3. Setelah membayar, pelanggar dapat mengambil barang bukti yang disita, bisa berupa SIM, STNK, atau kendaraannya, dengan menunjukkan bukti pembayaran.

4. Jika tidak ingin hadir, pelanggar tak perlu datang ke persidangan karena bisa diwakili petugas. Konsekuensinya jika tak datang, pelanggar tidak bisa membela diri dalam persidangan.

Pelanggar dipersilakan datang ke persidangan untuk membela diri jika merasa tak bersalah.

5. Proses sidang akan memutuskan nominal denda tilang dan putusannya. Setelah itu, putusan tilang dieksekusi.

6. Pelanggar selanjutnya akan mendapatkan notifikasi SMS berisi informasi putusan dan jumlah denda. Di sana juga terdapat jumlah uang yang tersisa dari denda maksimal yang telah dibayarkan sebelumnya.

7. Sisa denda tilang ini dapat diambil di bank dengan menunjukkan SMS dari Korlantas atau bisa juga ditranser ke rekening pelanggar.

Wakil Kepala Korlantas Polri, Indrajit mengatakan, proses penyelesaian denda tilang akan menjadi lebih mudah dan singkat dengan E-Tilang.

"Barang bukti yang baru disita dapat diambil saat itu juga apabila pelanggar membuktikan telah membayar denda maksimal," ucap Indrajit.

E-Tilang dikembangkan oleh Polri bersama Kejaksaan RI, Mahkamah Agung RI, dan Bank BRI. Saat ini sistem E-Tilang belum diterapkan secara luas karena masih dalam tahap finalisasi pada bulan Desember ini. Menurut rencana, E-Tilang akan mulai diaplikasikan di sejumlah kota besar di provinsi mulai awal 2017.

Korlantas saat ini juga sedang mengembangkan sebuah portal online untuk memudahkan para terlanggar mengecek proses penilangan secara online. Portal ini rencananya akan difasilitasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

 




Softskill Komunikasi Bisnis


Tugas 3
Kelompok 1
Materi Bab 11 dan 13 : Komunikasi Lisan dan Negosiasi
 
11.1 Komunikasi Lisan dalam Rapat
Di dalam pertemuan dan rapat setiap peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:
1.      Mampu berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab.
2.  Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
3.      Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional.
4.    Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
5.  Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
11.2 Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pihak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber). Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena ia merupakan sarana atau teknik pengumpulan data/informasi. Setiap pengumpulan data kualitatif hampir selalu membutuhkan wawancara dengan sumber informasi, misalnya saksi mata, pelaku, pengamat, korban dan sebagainya. Wawancara adalah salah satu teknik meliput, selain terjun langsung ke lapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur atau studi kepustakaan. Etika dalam wawancara di antaranya adalah, (1) sebutkan/perkenalkan identitas diri, (2) jelaskan tujuan wawancara, (3) datang tepat waktu, konfirmasi bila terlambat, dan (4) menghormati permintaan responden, buat secara tertulis. 
Sikap dalam wawancara yang perlu diperhatikan:
1.      Fokus pada lawan bicara.
2.      Fokus pada pembicaraan.
3.      Tidak boleh memotong pembicaraan.
4.      Gunakan volume suara yang baik (berbicara tidak terlalu keras).
5.      Sabar.
6.      Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
7.      Jangan menyakiti hati responden.
8.      Hindari bahasa menggurui responden.
9.      Hindari kata-kata kasar (kotor).
10.  Bersikap ramah.
11.  Hindari sikap rakus.
12.  Hindari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
13.  Ucapkan terima kasih.
11.3 Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan kena sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Materi Bab 13 : Komunikasi Dalam Tulisan
13.1 Penulisan kabar atau berita
Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir. Apakah semua peristiwa dapat atau layak untuk dijadikan sebuah berita? Seorang penulis berita akan memilih mana peristiwa atau perihal yang layak untuk dijadikan berita.
Hal pertama yang harus kalian lakukan untuk meliput peristiwa tersebut menjadi sebuah berita adalah mencatat semua informasi berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan berita. Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi unsur-unsur pertanyaan (5W+1H) apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, terkait isi berita.
13.2 Penulisan pesan pesan persuasive
Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyaipilihan dan membuat mereka setuju. Penyampaian pesan – pesan persuasif dapat diterapkan untuk kepentingan internal dan eksternal.
Didalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
1.      Analisis Audien
Penyampaian pesan – pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasikan perbedaan individual, analisis audiens anda dan kemudian susunlah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka.
2.      Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka respek terhadap anda.
3.      Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan organisasional tak langsung dalam menyampaikan pesan – pesan persuasif. Akan tetapi jika audiens adalah objektif, atau jika kita tahu bahwa mereka suka mendengan pesan yang disampaikan secara langsung, maka bisa menggunakan pendekatan operasional langsung .
13.3 Korespondensi (surat menyurat)
Korespondensi adalah kegiatan penyampaian pesan berupa surat antara pihak-pihak yang terkait didalamnya baik itu mengatasnamakan instansi ataupun perseorangan. Korespondensi dapat juga disebut sebagai kegiatan surat menyurat. Sedangankan untuk pihak yang terkait disebut dengan koresponden.
Salah satu media yang digunakan dalam korespondesi ialah surat. Surat ialah sarana penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima secara tertulis dan memiliki prosedur tersendiri dalam penulisannya. Surat memiliki peranan penting dalam menciptakan hubungan antara pihak-pihak terkait. Untuk itu, penulisan surat haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku baik dari segi bahasanya maupun dari segi tata letaknya.
Ciri-ciri Surat :
1.      Pesannya berupa tulisan
2.      Terdapat isi pesan yang menjadi pokok pembicaraan
3.      Penulisannya mengikuti aturan tertentu
4.      Gaya bahasa sesuai dengan jenis surat
5.      Terdapat informasi mengenai pihak yang terkait
Fungsi Surat :
1.      Sebagai penyampai pesan
2.      Sebagai wakil atau delegasi pengirim
3.      Sebagai pedoman atau petunjuk suatu hal
4.      Sebagai bukti tertulis
5.      Sebagai alat pengingat
6.      Sebagai dokumen penting
Bagian-bagian Surat :
Bagian surat tidaklah sama semua, karena setiap jenis surat memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada beberapa bagian yang umumnya ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut ialah:
1.      Informasi pengirim atau kop surat
2.      Atribut surat (tanggal, nomor, dan perihal surat)
3.      Penerima surat
4.      Alamat tujuan surat
5.      Pembuka surat
6.      Isi surat
7.      Penutup surat
8.      Identitas pengirim (tanda tangan, nama lengkap, dan jabatan)
9.      Tambahan (lampiran, tembusan dan pengonsep)
 
Daftar Pustaka
Firman, Akbar. Penulisan Pesan-Pesan Persuasif. retrieved 26 May 2016 http://www.infokekinian.com/penulisan-pesan-pesan-persuasif-makalah-komunikasi-bisnis/
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.
 

Nama Kelompok :
Bagas Aditya Kresna
Firdian Bawono
Gilang Rahmawan
Igusti Ngurah

Softskill Komunikasi Bisnis

TUGAS 2
KELOMPOK 1
BAB 6
PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS
6.1 PENENTUAN PROSES KOMPOSISI
Yang dimaksud dengan proses komposisi (composition process) dalam penyampaian pesan-pesan bisnis tertulis adalah suatu proses penyusunan pesan-pesan bisnis yang dimulai dari pemilihan kata, kalimat dan paragraf hingga menjadi suatu pesan bisnis yang mudah dipahami dan diterima oleh si penerima pesan. Agar pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara tertulis tersebut dapat dipahami dengan baik, perlu diperhatikan kata-kata, kalimat dan paragraf secara tepat, substansi pesan yang jelas, penggunaan gaya penulisan yang baik, serta format dan bentuk pesan yang baik.
Secara umum, penyusunan pesan-pesan bisnis tertulis meliputi tiga tahapan penting, yaitu :
1.      Perencanaan/Penyusunan Draf
Perencanaan merupakan fase pertama yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pesan-pesan bisnis tertulis, atau dalam bahasa yang sederhana, perencanaan merupakan penyusunan sebuah draf yang masih memerlukan perbaikan lagi. Tujuan penyampaian penyampaian pesan-pesan bisnis haruslah jelas, sederhana dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Sementara itu, profil penerima pesan sebagai orang yang akan menerima pesan juga perlu dipahami dengan baik.
2.      Organisasi dan Komposisi
Setelah tahap perencanaan, tahap berikutnya adalah pengorganisasian dan pengelompokkan ide-ide atau gagasan dari pesan-pesan bisnis tersebut menjadi sebuah kesatuan ide atau gagasan. Selanjutnya, ide-ide pesan-pesan bisnis tersebut disusun menjadi sebuah pesan bisnis yang mencakup rangkaian kata, kalimat, paragraf dan pemilihan ilustrasi yang diperlukan untuk mendukung penyampaian ide-ide pokok tersebut. Organisasi dan komposisi pesan-pesan bisnis erat kaitannya dengan penyusunan atau pengaturan kata-kata, kalimat, dan paragraf. 
 
3.      Edit dan Revisi
Setelah ide-ide dituangkan dalam kata-kata, kalimat, dan paragraf atau alenia diperhatikan apakah kata-kata, kalimat, dan paragraf tersebut telah diekspresikan dengan baik dan benar.
4.      Membaca Ulang
Setalah melakukan pengecekan (edit) dan perbaikan (revisi) seperlunya, tahapan berikutnya yang tak boleh diabaikan adalah melakukan proofread yaitu membaca ulang secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk meyakinkan kembali bahwa apa yang akan disampaikan secara tertulis tersebut benar-benar terhindar dari berbagai kesalahan atau kekeliruan, baik yang berkaitan dengan penulisan tanda baca, kata, kalimat, gaya bahasa yang digunakan, maupun substansi pesan-pesan bisnis yang ingin disampaikan.

6.2 PENENTUAN TUJUAN
Tahap pertama dalam merencakan pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau tujuan menyampaikan pesan-pesan bisnis tersebut.Seorang pengirim pesan, tentunya ingin menjaga goodwill ndi hadapan audiensi (penerima pesan) sekaligus menghasilkan sesuatu yang baik bagi organisasi atau lembaganya. Oleh karena itu, penyampaian pesan-pesan bisnis yang dilakukan oleh suatu organisasi bisnis secara tidak langsung juga akan membawa nama baik lembaganya.
Caranya agar menyampaikan pesan-pesan bisnis berhasil mencapai tujuan yang dikehendaki:
a.       Menentukan tujuan yang jelas dan terukur sesuai dengan tujuan organisasi
b.      Tujuan yang jelas dan mudah dipahami tersebut akan membantu mengarahkan pengirim pesan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki
6.3 ANALISIS AUDIENCE
Dalam kaitannya dengan dunia korespondensi bisnis, audiensi adalah mereka yang menjadi target untuk menerima pesan-pesan bisnis secara tertulis. Dalam dunia bisnis, yang menjadi audiensi adalah organisasi bisnis intern dan ekstern. Organisasi bisnis intern mencakup pegawai pegawai atau karyawan suatu organisasi bisnis, sedangkan organisasi bisnis ektern mencakup para pelanggan maupun calon pelanggan dalam dunia bisnis.
Ketepatan dan kecermatan dalam melakukan analisis audiensi akan memiliki dampak yang baik dan positif bagi pengirim pesan. Kesalahan atau kegagalan pengirim pesan dalam menyampaikan pesan-pesan bisnisnya.
Dalam melakukan analisis audiensi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1.      Cara Mengembangkan Profil Aundiensi
Dalam kaitannya dengan korespondensi bisnis, profil audiensi dapat dilihat dari siapa audiensinya, reaksi audiensi, tingkat pemahaman audiensi, dan kedekatan hubungan antara pengirim pesan dengan audiensinya. Yang menjadi audiensi merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Keragaman latar belakang audiensi baik dari sisi usia, pekerjaan, jenis kelamin, budaya, maupun status sosial mempunyai kaitan dengan penyampaian pesan-pesan bisnis secara tertulis. Pengirim pesan perlu memiliki kemampuan dalam melakukan analisis audiensi.
2.      Cara Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiensi
Ada 4 tahap penting yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan audiensi yaitu:
a.       Temukan apa yang diinginkan oleh audiensi
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memulai sebuah survei. Apabila keinginan audiensi sudah ditemukan, jangan ditunda-tunda, segera informasikan apa yang diinginkan audiensi. Kecepatan dan ketepatan dalam merespon keinginan dan harapan audiensi merupakan bagian dari suatu upaya memberikan kepuasan kepada audiensi.
b.      Berikan semua informasi yang diperlukan
Usahakan semua informasi penting yang diminta audiensi tidak ada yang terlewatkan. Hal ini deilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penulisan pesan-pesan bisnis sekaligus sebagai upaya untuk menjaga agar apa yang disampaikan tersebut sesuai dengan harapan dan keinginan audiensi.
c.       Yakinkanlah Informasinya Akurat
Informasi yang disampaikan kepada audiensi hendaklah informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pemberian informasi yang akurat akan dapat menumbuhkan kepercayaan yang positif.
d.      Tekankan Ide-ide Paling Menarik Bagi Aundiensi
coba untuk menemukan ide penting yang sangat menarik bagi audiensi. Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau perhatian yang lebih kepada ide penting tersebut. Apabila hal tersebut dilakukan dengan baik, berarti pengirim pesan telat berhasil memberikan sesuatu yang sangat berharga dan menarik bagi audiensinya.
3.      Cara Memenuhi Kebutuhan Motivasional Audiensi
Beberapa jenis pesan-pesan bisnis bertujuan  memotivasi audiensi agar mau mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini sring kali mengalami kendala. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan dari audiensi untuk tidak mau mengubah perilaku atau pola berpikir mereka jika berhadapan dengan hal-hal yang baru atau yang sama sekali berbeda dengan situasi yang ada.

6.4 PENENTUAN IDE POKOK
Setelah menganalisis tujuan dan audiensi, langkah selanjutnya adalah menentukan cara untuk mencapai tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut. Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema pokok, yaitu ide pokok (main idea). Ide pokok, pada dasarnya, merupakan pesan-pesan bisnis.Sementara itu, selain ide pokok ada pula ide-ide pendukung (supporting idea).
  
6.5 SELEKSI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN - PESAN BISNIS
Penyampaian pesan-pesan bisnis, sebaiknya perlu disesuaikan dengan situasi yang ada agar maksud atau tujuannya dapat tercapai.Pada umunya, korespondensi bisnis dapat disampaikan secara konvensional atau secara elektronik. Pesan-pesan bisnis secara tertulis dapat berbentuk surat, memo, proposal dan laporan. Salah satu keuntungan dari penyampaian pesan-pesan bisnis secara tertulis adalah pengirim pesan mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan bisnis yang ingin disampaikan dengan lebih baik.
Dalam memilih media penyampaian pesan-pesan bisnis perlu dipertimbangkan antara lain tingkat kepentingannya, formalitas, kompleksitas, tingkat kerahasiannya, emosional, biaya pengiriman, dan harapan audiensi.
Courtland L. Bovee dan John V. Thill dalam bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa ada waktu-waktu kapan sebaiknya seorang memilih untuk menggunakan komunikasi lisan atau tertulis.Selanjutnya, penjelasan itu dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Komunikasi Lisan
Komunikasi Tertulis
·         Anda menginginkan umpan balik segera dari audiens.
·         Pesan anda relative sederhana dan mudah diterima.
·         Anda tidak memerlukan catatan permanen.
·         Anda dapat mengumpulkan audiens lebih mudah atau ekonomis.
·         Anda menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah.
·         Anda tidak memerlukan umpan balik segera.
·         Pesan anda sangat rinci, kompleks, dan memerlukan perencanaan yang hati-hati.
·         Anda memerlukan catatan permanen.
·         Anda ingin mencapai audiens yang luas.
·         Anda ingin meminimisasi dialorsi penyampaian pesan.
Media Komunikasi Lisan
Media Komunikasi Tertulis
·         Percakapan secara langsung, pidato, pertemuan-pertemuan.
·         Telepon dan surat suara (voice mail)
·         VOIP (Voice Over Internet Protocols)
·         Audiotape dan videotape
·         Telekonferensi dan Koforensi video
·         Surat-surat, memo, proposal
·         Email
·         Surat regular dan khusus
·         Facsimile

BAB 7
PENGORGANISASIAN DAN REVISI PESAN-PESAN BISNIS

7.1  Pengorganisasian Melalui Outline
Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian yang baik diperlukan dua tahapan proses, yaitu tahap mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide serta tahap menetapkan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional terpilih secara hati-hati.
1.             Tahap Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-Ide
Memutuskan apa yang perlu dikatakan adalah masalah mendasar yang harus dipecahkan oleh setiap komunikator. Jika materinya lemah, tidak memiliki gaya yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada. Cepat atau lambat, pembaca akan menyimpulkan bahwa Anda benar-benar tidak mempunyai sesuatu yang bernilai. Apakah Anda menelepon, membuat tiga paragraf surat, atau menulis laporan setebal ratusan halaman, Anda akan mulai dengan mendefinisikan isi materinya. Semakin panjang dan kompleks pesan-pesan bisnis yang disampaikan, semakin penting pula tahap pertama ini.
Susunan outline, secara garis besar, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.         Mulailah dengan Ide Pokok (Main Idea)
Ide pokok akan membantu Anda  menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dapat dirangkum menjadi dua hal, yaitu: apa yang Anda inginkan terhadap pembaca untuk melakukan atau memikirkannya dan apa alasan mendasar mereka untuk melakukan atau memikirnya. Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline.
b.             Menentukan Ide-ide Pendukung yang Penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap berikutnya adalah menyusun ide-ide yang penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut.  Sebagai contoh, seorang manajer pemasaran yang akan menyusun laporan penjualan tahun 2002-2004, ia perlu mempersiapkan data pendukung penjualan yang diperoleh dari berbagai kantor perwakilan atau kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air untuk kurun waktu tida tahun tersebut.
c.              Memberikan Ilustrasi dengan Bukti-bukti
Tahap terakhir dalam penyusunan outline adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang dapat disajikan, outline yang Anda buat akan menjadi semakin baik.
Ide-ide pokok, ide-ide pendukung yang penting, dan ilustrasi bukti-bukti dapat digambarkan dalam sebuah bagan berikut:
 
2.             Menentukan Urutan Ide-Ide dengan Perencanaan Organisasional
Setelah mendefinisikan dan mengelompokkan ide, langkah selanjutnya adalah menentukan urutan ide-ide (pesan) dengan perencanaan organisasional. Untuk dapat menentukan urutannya, ada dua pendekatan penting, yaitu:
a.              Pendekatan Langsung (Direct Approach)
Pendekatan langsung sering disebut dengan istilah pendekatan deduktif (deductive approach). Ide pokok pesan-pesan bisnis ditempatkan pada bagian pembuka atau awal, kemudiaan diikuti dengan bukti-bukti pendukungnya. Pendekatan ini digunakan bila reaksi yang diekspektasikan dari si penerima pesan cenderung positif atau menyenangkan. Sebagai contoh, dalam situasi pimpinan perusahaan menyampaikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, memberikan promosi jabatan, atau memberikan insentif finansial (bonus) bagi karyawan.
b.             Pendekatan Tidak Langsung (Indirect Approach)
Pendekatan tidak langsung sering disebut dengan istilah pendekatan induktif (inductive approach). Pendekatan ini kebalikan dari pendekatan langsung. Bukti-bukti pendukung disampaikan di bagian pembuka, kemudian diikuti oleh ide pokoknya. Pendekatan ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis yang cenderung memberikan dampak kurang menyenangkan (negatif) bagi penerima pesan. Sebagai contoh, surat penolakan pengajuan kredit, surat pemutusan hubungan kerja (PHK), surat pemberian sanksi kerja, atau surat penolakan kerja.
Setelah menganalisis kemungkinan reaksi penerima pesan dan memilih satu pendekatan umum, Anda dapat memilih rencana organisasional yang paling cocok. Rencana organisasional itu sebagai berikut:
a)             Direct Request
Pada dasarnya, penulisan direct request (permintaan langsung) merupakan suatu bentuk permintaan atau permohonan yang memerlukan penanganan segera kepada pihak lain. Penulisan direct request dapat berbentuk surat atau memo. Sebagai contoh, jika seseorang tertarik untuk mengetahui suatu produk baru dengan lebih detail, seperti karakteristik produk, harga, cara pembayaran, manfaat, cara menggunakan, dan cara memelihara, maka orang tersebut dapat membuat surat permintaan langsung. Dengan kata lain, apabila seseorang tertarik atau memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mengetahui informasi tertentu, maka ia dapat menggunakan permintaan langsung (direct request). Permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena penyampaiannya langsung pada ide yang dituju.
b)             Pesan-pesan Rutin, Good News, atau Goodwill
Dalam dunia bisnis, pesan-pesan bisnis yang rutin mencakup semua bentuk kegiatan tulis-menulis yang biasa dilakukan sehari-hari, misalnya mempersiapkan surat pengantar pengiriman produk, surat penawaran produk baru, surat pembelian bahan baku, dan surat tugas karyawan. Sementara itu, pesan-pesan bisnis yang dampaknya dapat menyenangkan pihak lain disebut dengan good news (berita yang menyenangkan). Sebagai contoh, pengumuman promosi jabatan, pemberian insentif, bonus gaji, dan perolehan penghargaan atau pengakuan standardisasi produk secara nasional. Jadi, pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok menggunakan pendekatan langsung.
c)             Pesan-pesan Bad News
Pesan-pesan bisnis tertulis yang memberikan kesan negatif atau mengecewakan pihak lain sering disebut sebagai bad news (berita tidak menyenangkan). Yang termasuk bad news, antara lain berita penolakan lamaran kerja, penolakan kredit, pemutusan hubungan kerja, dan penurunan pangkat atau jabatan.
Pendekatan yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan bisnis yang tidak menyenangkan adalah pendekatan tidak langsung. Diawali dengan pernyataan yang bersifat netral, lalu diikuti dengan alasan-alasan mengapa bad news muncul. Selanjutnya, pada bagian pertengahan, dinyatakan secara tegas dan jelas tentang pernyataan bad news tersebut.
d)            Pesan-pesan Persuasi
Bila kemungkinan pembaca tidak tertarik terhadap pesan-pesan bisnis yang disampaikan, pesan-pesan persuai (persuasive messages) dapat digunakan. Dengan demikian, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tidak langsung. Berbagai kegiatan yang menggunakan pendekatan tidak langsung, antara lain kegiatan menawarkan prdoduk baru, melakukan penagihan pinjaman, dan melakukan negosiasi.
Secara umum, pesan-pesan bisnis singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat dasar rencana organisasional tersebut. Tetapi, untuk pesan-pesan bisnis yang lebih panjang, seperti pembuatan laporan dan presentasi, perlu pola yang lebih kompleks dalam menangani semakin banyaknya informasi. Pola-pola tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu informasional dan analitikal.
Presentasi analitikal (secara analitis) didesain ke arah suatu kesimpulan tertentu. Dengan demikian, pola ini jauh lebih sulit. Jika tujuan Anda adalah melakukan kolaborasi dengan penerima pesan dalam memecahkan suatu masalah atau melakukan persuasi untuk suatu tindakan tertentu, Anda harus memilih rencana organisasional yang memberikan argumen logis.
Empat Rencana Organi sasional untuk Pesan – Pesan Singkat
 
 7.2  Pemilihan Kata yang Tepat
Pemilihan kata merupakan cara memilih kata-kata yang digunakan untuk mencurahkan ide atau pikiran dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat dapat dengan mudah dimengerti, Anda harus memilih kata-kata yang tepat dengan sebaik-baiknya
Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis, peranan kata penting artinya. Penggunaan kata-kata yang tidak tepat dapat membuang-buang waktu, dan penyampaian waktu dan tujuan pesan-pesan bisnis tersebut dapat tercapai, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
1.             Memilih Kata-kata yang Familiar
Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis, gunakanlah kata-kata yang sudah dikenal, kata-kata yang umum, kata-kata yang lazim digunakan, sehingga mudah dipahami oleh penerima pesan. Jangan menggunakan kata-kata atau istilah yang hanya membuat bingung penerima pesan. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan, budaya, dan pengalaman penerima pesan. Pemahaman yang baik terhadap latar belakang mereka akan memberikan pengaruh yang baik dalam proses penyampaian pesan-pesan bisnis. Pada akhirnya, dengan pemahaman yang baik atas latar belakang penerima pesan, diharapkan penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut dapat mudah dipahami dengan baik.
2.             Memilih Kata-kata yang Singkat
Selain memilih kata-kata yang sudah dikenal, Anda juga perlu menggunakan kata-kata yang singkat dan tepat dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis. Penggunaan kata-kata semacam itu, selain efisien juga mudah dipahami oleh pembaca. Meskipun pemilihan kata yang singkat dan tepat diperlukan, harus tetap diperhatikan berbagai kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar. Misalnya, penggunaan kata sapaan Bapak, Ibu, Saudara, dan Anda hendaknya juga digunakan secara tepat sesuai dengan pangkat dan kedudukan penerima pesan tersebut. Sebagai contoh, seseorang mengirimkan surat kepada orang yang lebih tua, maka sebaiknya menggunakan kata sapaan Bapak atau Ibu, dan hindari penggunaan kata Anda. Pemilihan dan penggunaan kata yang tepat dalam korespondensi bisnis merupakan salah satu bentuk dari kearifan dan kedewasaan berpikir seseorang.
3.             Memilih Kata-kata yang Bermakna Tunggal
Kata-kata yang memiliki makna lebih dari satu sebaiknya dihindari dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Penggunaan kata-kata tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penafsiran yang bermacam-macam. Akibatnya, ada kemungkinan tidak tercapainya maksud penyampaian pesan-pesan bisnis. Untuk menghindari penafsiran yang bermacam-macam itu, sebisa mungkin gunakan kata yang memiliki makna yang jelas dan tegas. Selain itu, perlu juga melihat bagaimana kata tersebut digunakan dalam konteks bahasan tertentu dan budaya disuatu wilayah tertentu. Ingat, ada kalanya kata tertentu di suatu wilayah bermkana positif (baik), namun di wilayah lain bermakna negatif (kurang baik atau tidak sopan).
7.3         MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF
Kalimat merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan (bisnis) kepada orang lain. Kalimat dapat ditujukan untuk memanggil, memarahi, menasihati, menyuruh, memperingatkan seseorang, mengemukakan pendapat, atau mengumumkan sesuatu. Agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti, kalimat harus disusun secara efektif.
Apa yang dimaksud kalimat efektif (effective sentence)? Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun agar memiliki daya informasi yang tepat dan baik.
Dalam menyusun suatu kalimat, perlu diperhatikan tiga hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Setiap kalimat, paling tidak terdiri atas subjek dan predikat. Setiap subjek dalam suatu kalimat akan menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa” yang melakukan “kata kerja (predikat)”. Subjek merupakan topik suatu bahasan dan biasanya berupa kata benda.
Bagaimana subjek suatu kalimat dapat dikenali? Untuk dapat mengenali subjek suatu kalimat, jawablah pertanyaan “siapa” atau “apa” yang dibicarakan oleh predikat. Sebagai contoh sederhana adalah sebagai berikut:
·                Johni Mathis melakukan tur musik ke beberapa kota besar di Amerika Serikat
·                Pada tanggal 26 Desember 2004, daerah Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara dilanda gempa bumi tektonik berkekuatan 6,9 skala Richter.
Siapa yang melakukan tur musik ke beberapa kota besar di Amerika Serikat? Apa yang melanda Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara? Jawaban atas kedua pertanyaan tersebut merupakan sebuah kalimat. Jadi , Johni Mathis dangempabumi adalah subjek kalimat di atas.
Predikat, biasanya kata kerja , berkaitan erat dengan subjeknya. Predikat menjelaskan apa yang dilakukan subjek. Bagaimana Anda dapat mengenali predikat? Anda dapat mengenali predikat dengan cara menempatkan pertanyaan “melakukan apa” setelah subjek.
·                Freddy Purnomo membeli pasta gigi di Toko Pojok.
·                Seorang polisi menanhgkap pencuri kambing.
Freddy Purnomo melakukan kegiatan apa? Seorang polisis melakukan kegiatan apa? Jawaban atas kedua pertanyaan itu merupakan predikat dalam kalimat tersebut. Kedua kata tersebut, membeli dan menangkap, adalah kata kerja, yaitu suatu kata yang melakukan tindakan (action).
Selain subjek dan predikat , suatu kalimat dapat dilengkapi dengan pelengkap (complements) yang akan memperjelas arti kata kerja. Ada beberapa jenis pelengkap, antara lain objek langsung, Anda dapat menempatkan pertanyaan “siapa” atau “apa” setelah kata kerja. Contohnya adalah sebagai berikut:
·                Jama Mirdad menerima piala Citra
·                Sumaryono terpilih sebagai ketua Karang Taruna
Jamal Mirdad menerima apa? Sumaryono terpilih sebagai apa? Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut, merupakan objek langsung.
Bagaimana dengan objek tidak langsung? Objek tidak langsung adalah kata benda yang menjelaskan “untuk siapa” atau “apa” kegiatan yang dilakukan oleh kata kerja. Contohnya adalah sebagai berikut:
·                Ia menulis surat untuk Johny.
·                Majikan memberi bingkisan kepada karyawan.
Ia menulis surat untuk siapa? Majikan memberi bingkisan kepada siapa? Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut merupakan objek tidak langsung.
Untuk membuat kalimat yang efektif, perlu dipahami pengelompokkan kalimat dan cara mengembangkan paragraf. Berikut ini disajikan penjelasan lebih rinci tentang pengelompokkan kalimat dan pengembangan suatu paragraf.
1.             Tiga Jenis Kalimat
a.              Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Namun, tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek, baik langsung maupun tidak langsung
.
Contoh:
·                Saya membeli buku Komunikasi Bisnis di toko buku Berkah kemarin.
·                Andi mengirim pesanan buku ke konsumen.
b.             Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih khusus bebas (independent) dan tidak mempunyai klausa terikat (dependen). Klausa bebas merupakan anak kalimat yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa terikat adalah anak kalimat yang tidak dapat  berdiri sendiri karena tidak memiliki pengertian yang utuh. Klausa-klausa dalam kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung, seperti dantetapiatau.
  
Contoh:
·                Adik membeli kertas dan kakak membeli baju.
·                Omzet penjualan buku meningkat 10 persen, tetapi keuntungan perusahaan menurun 15 persen.
c.              Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa bebas (independent) dan satu atau lebih klausa terikat (dependent).
Contoh:
·                Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.
·                Karena tuntutan kenaikan gaji tidak dihiraukan oleh majikan, karyawan melakukan unjuk ke gedung DPR.
Dalam penyusunan suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat yang paling cocok dengan ide yang anda miliki. Jika Anda mempunyai dua buah ide yang memiliki tingkat kepentingan yang sama, Anda dapat memilih kalimat majemukatau penggabungan kedua kalimat sederhana. Namun, jika salah satu ide memilki tingkat kepentingan yang lebih rendah ketimbang yang lain, Anda dapat memilih kalimat kompleks.
2.             Cara Mengembangkan Paragraf
Secara umum, ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu pendekatan induktif (inductive approach) dan deduktif (deductive approach). Pendekatan induktif dimulai dengan mengemukakan berbagai alasan terlebih dahulu, kemudian dibuat kesimpulannya. Sedangkan pendekatan deduktif dimulai dari kesimpulan, kemudian diikuti alasan-alasannya.
Suatu paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain dengan memberikan ilustrasi atau contoh, perbandingan (persamaan dan perbedaan), pembahasan sebab-akibat, klasifikasi, dan pembahasan pemecahan masalah. Pendekatan mana yang akan Anda pilih, sangat tergantung pada topik, maksud pengirim pesan, dan maksud pesannya.
a.              Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf, dapat digunakan ilustrasi atau contoh yang memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum. Pemeberian contoh yang relevan dari topik bahasan akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Contoh dalam penyampaian pesan tersebut bisa diambil dari lingkungan yang dekat dengan kehidupan penerima pesan. Hal itu supaya mereka lebih mudah mencernanya. Misalnya, membahas teknologi komunikasi yang mengalami perkembangan cukup pesat akhir-akhir ini. Anda dapat menambahkan contoh penggunaan telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel, dan surat elektronik (electronic mail atau e-mail).
b.             Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan, membuat persamaan dan perbedaan terhadap suatu ide. Cara peengembangan paragraf ini memerlukan wawasan berpikir yang luas, tentunya, akan relatif mudah dalam membuat perbandingan baik yang berkaitan dengan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pokok bahasan tertentu. Misalnya topik bahasannya adalah membandingkan sistem belanja tersebut dengan sistem belanja tradisional baik di pasar maupun di kompleks pertokoan.
c.              Pembahasan Sebab-Akibat
Ketika mengembangkan paragraf, Anda dapat memfokuskan perhatian pada alasan-alasan yang melatarbelakangi sesuatu. Mengapa sesuatu harus dipilih atau dilakukan? Apa alasan yang mendasari suatu keputusan? Mengapa suatu keputusan dianggap cacat hukum? Apa akibatnya kalau suatu keputusan harus ditunda? Masih banyak pertanyaan lain yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Paling tidak, pola pengembangan paragraf dengan sebab-akibat akan membantu memberikan arah yang jelas terhadap pokok bahasan tertentu.
d.             Klasifikasi
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara melakukan klasifikasi atau pengelompokkan ide-ide umum ke dalam ide-ide yang lebih khusus. Pola pengembangan paragraf dengan cara ini akan mempermudah pemahaman baik bagi pengirim pesan maupun penerima pesan. Selai itu, cara ini juga menjadikan topik bahsan lebih terarah. Misalnya, topik bahasan tentang masalah internet, Anda bisa mengembangkan paragraf ke dalam beberapa subtopik sejarah internet, pengertian internet, kelebihan dan kelemahan internet, sistem pengamanan di internet, dan peluang internet ke depannya.
e.              Pembahasan Pemecahan Masalah
Cara lain mengembangkan paragraf adalah dengan menyajikan masalah, kemudian disajikan pula cara pemecahan masalah tersebut. Cara pengembangan paragraf ini akan mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi.
  

BAB 8
PERENCANAAN LAPORAN AKHIR
 8.1 PENGERTIAN LAPORAN BISNIS
Laporan bisnis adalah dokumen faktual dan objektif yang dipergunakan untuk tujuan bisnis tertentu (Boovee dan Thill, 2002:476). Himstreet dan Baty mendefinisikan laporan bisnis suatu pesan yang objektif, dan tersusun teratur, yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian organisasi atau dari satu instansi/lembaga, ke lembaga yang lainnya untuk membantu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (Himstreet dan baty dalam Purwanto, 1997:88).
Sementara itu, Herta A Murphy dan Herbert W. Hildebrandt dalam bukunya “Effective Business Communication” menyatakan bahwa laporan bisnis (business report) tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana penyajian fakta kepada seseorang atau lebih, dengan tujuan bisnis tertentu.
Atas dasar difinisi tersebuat dapat simpulkan bahwa suatu laporan bisnis mempunyai berbagai karakteristik seperti netral, tidak berpihak, objektif, menyajikan data, disusun secara sistematis, menyangkut informasi eksternal maupun internal, biasanya diminta oleh pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi, memiliki tujuan yang jelas.Bagi suatu perusahaan, pada umumnya penulisan laporan bisnis digunakan untuk memenuhi keperluan, antara lain :
a) Untuk memonitoring dan mengendalikan operasional perusahaan. Misalnya laporan operasional, laporan kegiatan personal.
b)   Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya: kebijakan penempatan posisi kerja.
8.2 JENIS – JENIS LAPORAN BISNIS
Laporan bisnis dapat digolongkan kedalam berbagai cara menurut fungsi, subjek, formalitas, keasliaan, frekuensi, jenis atau penampilan, pelaksanaan proyek dan pelaksanaan pertemuan. Masing-masing penggolongan tersebut secara rinci dapat dijelaskan berikut ini :
A.    Berdasarkan Fungsinya
-           Laporan informasi (Information Report)
Berfungsi untuk memberikan informasi dengan menyajikan fakta-fakta dan rangkuman, tanpa melakukan analisis, menarik kesimpulan, atau memberi rekomendasi. Nama lain untuk information report adalah laporan perkembangan (progress reports), laporan sementara (interim report), dan laporan triwulan (quarterly report).
-           Laporan analitikal(Analitycal Report)
Menyajikan fakta-fakta, menganalisis dan menafsir, keudian mengambil kesimpulan dan memberi rekomendasi(recommendation report), usulan (proposal), atau laporan justifikasi (justification report).

B.     Berdasarkan Subjeknya
Suatu laporan dapat dibedakan berdasarkan departemen tempat laporan tersebut diperoleh.Sebagai contoh adanya laporan akuntansi, laporan periklanan, laporan pengumpulan kredit, laporan pembelanjaan, laporan asuransi, laporan pemasaran, laporan ekonomi, laporan produksi, laporan personalia, laporan statistic, dan laporan-laporan teknik.
C.     Berdasarkan formalitasnya 
-           Laporan formal (long reports)
Laporan formal pada umumnya berbentuk panjang, lebih dari 10 halaman, dan mencakup masalah-masalah kompleks.Namun demikian, pengertian “panjang” bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.
Laporan formal mencakup tiga bagian penting, yaitu
(1)Body teks: pendahuluan, isi dan penutup;
(2) prefatory part: sampul, judul, halaman, surat kewenangan, penerimaan, persetujuan, pengiriman, penghargaan, synopsis, abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar isi, dan daftar tabel; (3) Supplement part: lampiran, daftar pustaka, catatan akhir, daftar istilah dan indeks.
-           Laporan informal (short reports)
Laporan informal biasanya hanya mencakup badan teks.Namun demikian, sejumlah laporan informal mencakup judul halaman, pengiriman, catatan akhir, dan lampiran.

D.    Berdasarkan Keasliannnya
-          Laporan otoritas adalah suatu laporan yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari komite atau orang lain.
-          Laporan sukarela adalah suatu laporan yang dibuat atas inisiatif sendiri.
-          Laporan swasta adalah suatu laporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan swasta.
-      Laporan publik adalah suatu laporan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah, termasuk sekolah-sekolah, rumah sakit, atau lembaga-lembaga lain yang dibiayai oleh nagara.
E.     Berdasarkan Frekuensinya
-          Laporan berkala (periodic reports)
Laporan dapat disusun secara harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan. Termasuk dalam laporan berkala, antara lain laporan bursa saham setiap jam, laporan penjulan setiap hari, laporan biaya setiap minggu, laporan produksi setiap bulan, laporan komite setiap kuartal, laporan anggaran tahunan.
  
-          Laporan khusus (special report)
Laporan khusus ditulis ketika ada kebutuhan terhadap suatu informasi yang unik (khusus) seperti munculnya krisis dalam perusahaan. 
F.      Berdasarkan Jenisnya
-          Laporan Memorandum (periodic report)
Laporan yang menggunakan format memo, yaitu mencantumkan kepada, dari, subjek, dan tanggal.
-          Laporan surat (letter report)
Laporan surat adalah laporan yang menggunakan format surat dengan kepala surat yang didalam berisi alamat, salam pembuka, penutup, tanda tangan dan referensi
-          Laporan dalam bentuk cetakan
Laporan dalam bentuk cetakan memiliki judul yang sudah tercetak, intruksi, dan baris-baris kosong.
-          Laporan formal (formal report)
Laporan formal biasanya lebih panjang daripada laporan informal, laporan formal sering juga disebut dengan laporan panjang (long report).
G.    Berdasarkan Kegiatan Proyek
Dalam melakukan seatu proyek, tedapat tiga jenis laporan, yaitu
-          Laporan pendahuluan (preliminary reports). Mencakup persiapan suatu proyek, hasil yang diharapkan, dan cara melakukan pelatihan pegawai.
-          Laporan perkembangan (progress reports) mengenai perkembangan pelaksanaan proyek secara berkala
-          Laporan akhir (final report) mengenai akhir dari suatu pelaksanaan suatu proyek.
H.    Berdasarkan Pelaksanaan Pertemuan
-      Agenda (agenda) adalah suatu dokumen yang ditulis sebelum pertemuan berlangsung, mencakup jadwal pelaksanaan dan topik yang akan dibahas dalam pertemuan.
-      Resolusi (resolation) adalah laporan singkat yang secara formal berisi pengumuman hasil konsensus suatu pertemuan.
-      Notulen (minutes) adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah berlangsung, mencakup catatan semua hal yang terjadi dalam pertemuan.
-     Laporan pertemuan (proceedings) adalah suatu laporan resm, yang cakupan bahasanya luas dan berisi hasil-hasil pertemuan atau konferensi penting.
3.      Bagian Pokok Dalam Laporan Bisnis
A.    Pendahuluan
 Dalam bagian pendahuluan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni: 
-          Pemberi Kuasa, adalah individu/organisasi yang meminta laporan;
-          Tata-letak, menginformasikan kepada pembaca tentang apa saja yang akan dibahas dalam laporan bisnis;
-      Masalah, biasanya diformulasikan di awal pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan;
-          Maksud, merupakan poin penting dalam laporan bisnis;
-          Ruang Lingkup, berhubungan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan dalam sebuah laporan bisnis;
-          Metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi;
-          Sumber-sumber, mencakup berbagai sumber yang kita gunakan dalam penyusunan laporan bisnis, baik sumber tertulis maupun sumber lisan;
-          Latar Belakang, jika pembaca dianggap perlu mengetahui informasi yang ada dalam laporan bisnis itu maka latar belakang harus disampaikan;
-          Definisi Istilah, jika kita menggunakan istilah yang memiliki beberapa penafsiran maka kita harus menjelaskan kepada pembaca definisi yang kita maksudkan.
-          Keterbatasan, adalah keterbatasan dalam hal dana, waktu, ataupun data yang tersedia.
Untuk laporan singkat, beberapa unsur tersebut dapat digabungkan menjadi satu atau dua paragraf dengan ataupun tanpa judul “Pendahuluan”. Bahkan dalam laporan berkala, judul pendahuluan dapat dihilangkan bila isi setiap periode sama dan pembaca telah mengetahuinya.
B.     Isi Laporan 
Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah isi laporan.Dalam bagian ini, kita membahas dan mengembangkan hal-hal yang penting secara rinci.Di samping itu, bagian ini dapat membantu kita mencapai maksud penulisan laporan bisnis.Penulisan laporan bisnis yang baik, harus mencakup temuan fakta yang penting dan relevan.
C.     Penutup 
Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, dan untuk laporan analitis juga mengambil kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Oleh karena itu, dalam Laporan Informasional bagian penutup ini dinamakan Rangkuman, sedangkan pada Laporan Analitis disebut Kesimpulan dan Rekomendasi. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam bagian penutup adalah sebagai berikut:
-    Rangkuman, berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh. Kadangkala hanya berisi poin-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan, atau manfaat dan kerugian;
-       Kesimpulan, berisi evaluasi secara ringkas fakta-fakta yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis;
-          Rekomendasi, menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat;
-        Rencana Tindakan, merupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan program, anggaran yang diperlukan, dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/projek yang akan dilaksanakan.
pengorganisasian isi dalam laporan bisnis
           Ada 2 (dua) cara yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penyusunan isi laporan bisnis, yaitu:
1.      Cara deduksi atau cara langsung berarti menyampaikan ide pokok dan rekomendasi terlebih dahulu, setelah itu baru dijelaskan hal-hal yang rinci.
2.      Cara induksi atau cara tak langsung, berarti kita menjelaskan fakta- fakta yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok, kesimpulan, dan rekomendasi
5.     Penulisan laporan singkat
A.    Karakteristik Laporan Singkat 
      Kebanyakan laporan singkat hanya mencakup materi pendukung yang relatif sedikit bagi pencapaian komunikasi yang efektif. Laporan singkat itu sendiri dapat berbentuk memo ataupun surat yang terdiri atas satu atau dua halaman. Laporan singkat mencakup beberapa elemen penting dalam suatu laporan formal, antara lain : 
 1.      Gaya penulisan pribadi yang menggunakan gaya penulisan orang pertama atau kedua.
2.      Grafik untuk lebih menekankan tulisan.
3.      Judul dan sub-subjudul dalam tubuh laporan.
4.      Format memo atau surat.
B.     Perencanaan Laporan Singkat 
          Dalam merencanakan suatu laporan singkat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain audience, tujuan, dan subjek laporan. Masing-masing elemen akan mempengaruhi format dan panjang, gaya, serta organisasi suatu laporan.
Ada beberapa format laporan yang dapat dipilih oleh penulis, antara lain:
1.      Preprinted
        Bentuk sebelum dicetak pada dasarnya digunakan untuk mengisi laporan yang kosong. Kebanyakan laporan preprinted relatif pendek, sekitar lima atau kurang dari lima halaman, dan berkaitan dengan informasi rutin. Contohnya adalah laporan otoritas.
2.      Surat
        Format surat dapat digunakan untuk laporan yang jumlah halamannya lima atau kurang, dan ditujukan kepada pihak luar organisasi. Laporan tersebut mencakup semua bagian surat, dan dilengkapi dengan judul, catatan kaki, table, dan gambar.
3.      Memo
       Format yang paling umum untuk laporan singkat yang digunakan untuk kepentingan pihak intern suatu organisasi. Memo mencakup beberapa hal berkut : tanggal, kepada, dari, dan subjek.
4.      Manuskrip
      Laporan ini terdiri atas beberapa halaman sampai ratusan halaman yang memerlukan pendekatan formal.Karena panjangnya, format manuskrip memerlukan lebih banyak komponen baik sebelum teks (prefatory parts) maupun setelah teks (supplementary parts).
E.        Membuat laporan bisnis yang baik 
1.      Akurat
        Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis laporan bisnis adalah bagaimana mengatakan suatu kebenaran. Beberapa hal berikut ini akan membantu mengatasi kemungkinan terjadinya distorsi :
A.      Jelaskan fakta atau peristiwa yang terjadi secara konkret.
B.      Laporkan semua fakta yang relevan.
C.      Tempatkan fakta yang ada dalam suatu perspektif.
D.      Berikan bukti-bukti terhadap kesimpulan yang Anda buat.
E.       Sajikan hanya bukti yang valid dan mendukung kesimpulan Anda.
F.       Jaga bias pribadi Anda dalam suatu laporan.
2.      Keputusan yang Baik
        Laporan bisnis yang dibuat tidak hanya digunakan pihak intern saja, tetapi juga pihak ekstern organisasi. Pembaca akan merasa senang membaca suatu laporan yang mencakup lima hal berikut :
A.      Adanya ide pokok pada permulaan suatu laporan.
B.      Melihat fakta-fakta yang tersedia.
C.      Menerima uraian atau cerita secara menyeluruh.
D.      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
E.       Mempelajari sesuatu yang dapat membuat pekerjaan atau tugas-tugas mereka menjadi lebih mudah.
3.      Format, Gaya, dan Organisasi yang Responsif 
      Sebelum menulis, Anda harus memutuskan apakah akan menggunakan format surat, memo, atau manuskrip; apakah menggunakan gaya formal atau informal. Dalam hal ini, ajukan diri Anda sendiri pertanyaan berikut.
A.      Siapa yang berinisiatif yang membuat laporan?
B.      Apakah subyek yang akan dimasukan ke dalam laporan?
C.      Kapan suatu laporan dibuat?
D.      Kemana laporan akan dikirim?
E.       Mengapa suatu laporan dibuat?
F.       Bagaimana sikap pembaca? 
  
BAB  9

Presentasi Bisnis

Persiapan Dasar Presentasi Bisnis
a.      Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan
Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan merupakan salah satu syarat penting agar apa yang ingin disampaikan kepada audiens dapat mencapai sasaran. Ketidakpastian terhadap materi yang akan dipresentasikan bukan saja menghambat penyampaian pesan kepada audiens, tetapi juga akan memberikan citra ( image ) yang kurang baik bagi pembicara yang bersangkutan. Oleh karena itu, kuasailah materi tersebut dengan baik sebelum melakukan presentasi di hadapan audiens.
b.      Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik
Di samping penguasaan materi yang akan dipresentasikan dengan baik, maka berikutnya adalah bagaimana seorang pembicara mampu memanfaatkan berbagai alat bantu presntasi bisnis demi pencapaian tujuan yang dikehendaki.
Berbagai alat batu presentasi bisnis yang dapat digunakan antara lain: white board, spidol, overhead projector ( OHP ), transparasi, slide, komputer, bagan, flip chart, video camera, tape, televisi, VCR, dan LCD Projector.
c.       Menganalisis siapa audiens  ( Who, What, Where, When, Why, How )
Agar tujuan presentasi bisnis dapat tercapai dengan baik, maka seorang pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Melalui pendekatan bertanya dengan menggunakan kata tanya seperti: apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana, maka seorang pembicara akan dapat mengidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang dimaksud, sehingga seorang pembicara dapat melakukan berbagai persiapan antisifatif.
d.      Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi
Agar presentasi bisnis yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan, maka seorang pembicara perlu mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau tempat di mana seseorang akan melakukan presentasi bisnis
Penggunaan Alat Bantu dalam Presentasi
a.       Papan tulis hitam dan putih (blacboard & whiteboard)
Merupakan salah satu alat bantu presentasi yang sudah cukup lama, dan kini alat  bantu tsb relatif jarang digunakan. Sarana ini cocok untuk kegiatan seperti lokakarya, briefing, rapat maupun diskusi
b.      Flip Charts
adalah sebuah papan yg dilengkapi dgn lembaran-lembaran kertas berukuran  penuh. Apabila lembar kertas sudah penuh, maka dpt dimembuka lembar kosong selanjutnya atau menyobeknya.
c.       Transparansi overhead project
nampaknya merupakan alat bantu presentasi yang cukup populer bagi para  pembicara. Diberbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia dan kanada. Dengan semakin meluasnya teknologi komputer, maka semakin banyak yg dapat memanfaatkan kemampuan komputer untuk membuat tampilan grafik, gambar, bagan dsb.
d.      Papan tulis elektronik
Papan tulis elekronik memiliki motor elektronik untuk menggulung layar sehingga muncul bagian bersih yang baru dan seterusnya
e.       Video cassete recorder (vcr)
Video cassete recorder (perekam kaset video) dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan persentase bisnis . anda dapat merekam berbagai program  pelatihan atau kegiatan kegiatan tertentu sebagai bahan study kasus dalam format kaset video . kaset video memiliki tiga macam format yaitu : PAL, NTSC, SECAM
f.        PANEL LCD
Panel liquid crystal display (LCD) memiliki kesamaan dengan layar komputer  jenis laptop yakni transparan , untuk dapat beroperasi layar LCD dihubungkan dengan port monitor bagian belakang komputer yang bertindak seperti layar komputer dan bertindak seperti layar komputer biasa yang menayangkan data atau gambar.
g.       Proyektor LCD
Proyektor LCD (liquid crystal display) merupakan salah satu alat bantu persentasi yang banyak di gunakan oleh organisasi atau lembaga bisnis maupun non bisnis . dalam perkembangannya , proyektor LCD dari waktu ke waktu mengalami  perkembangan yang semakin baik . perkembangannya dapat dilihat dari produk atau tau tampilan produk yang semakin menarik dan ramping. Proyektor LCD ini baru dapat berfungsi dengan baik apabila dihubungkan dengan Personal Computer (PC) baik dalam bentuk komputer jinjing (portabel computer) maupun komputer meja (desktop komputer)
Menganalisa Audiens 
Dalam menganalisis audiens seorang pembicaraan harus mampu menjawab enam  pertanyaan mendasar berikut ini :
1.      Siapa audiensnya?
Analisis audiens ini berkaitan dengan kepada siapa seseorang itu berbicara.
2.      Apa yang diinginkan audiens?
Agar penyampaian pesan-pesan bisnis sesuai seperti yang diharapkan, pembicara yang baik perlu mengetahui apa yang diinginkan oleh audiens.
3.      Dimana melakukan persentasi?
Bagi pembicara, pemahaman terhadap tempat persentasi dilakukan sangat penting.
4.      Kapan melakukan persentasi?
Seorang pembicara perlu memperhatikan secara seksama kapan melakukan  persentasi bisnis (rincian mengenai tanggal,bulan hari,dan jam berapa).
5.      Mengapa melakukan persentasi?
Sebelum melakukan persentasi bisnis,seorang pembicara harus mampu menjawab  pertanyaan mengapa harus melakukan persentasi bisnis.
6.      Bagaimana melakukan persentasi?
Seorang pembicara yang satu dengan pembicara yang lain tentunya memiliki strategi persentasi bisnis yang berbeda-beda.
cukup banyak variasinya, mulai dari alat bantu presentasi yang konvensional sampai dengan yang modern atau kontemporer. Sebelum menggunakan alat bantu presentasi tersebut, sudah selayaknya apabila seorang pembicara memiliki kemampuan teknis operasional dan melakukan pemeriksaan sebelum alat bantu presentasi bisnis tersebut digunakan demi suksesnya suatu presentasi bisnis.
Berbagai alat bantu presentasi bisnis mencakup antara lain: blackboard, whiteboard, flipcharts, transparansi overhead projector, slide, papan tulis elektronik, VCR, panel LCD projec tor. Masing-masing alat bantu presentasi bisnis tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat dijelaskan berikut ini. 

1. Papan Tulis Hitam dan Putih (Blackboard & Whiteboard) 

Papan tulis hitam (blackboard) merupakan salah satu alat bantu presentasi yang sudah cukup kuno, sehingga kini alat bantu tersebut relatif jarang digunakan. Selain papan tulis hitam, kini muncul papan tulis putih (whiteboard) yang banyak digunakan di berbagai perkantoran bisnis maupun nonbisnis. Sarana ini cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti lokakarya, briefing, rapat rutin, maupun diskusi kelompok. Sarana ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut. 

tidak efektif untuk peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang.
2. Flip Charts 

Flip charts adalah sebuah papan yang dilengkapi dengan lembaran-lembaran kertas berukuran besar. Apabila lembar kertas pertama sudah penuh, pembicara dapat membuka lembar berikutnya yang masih kosong dengan menyibak kertas tersebut atau menyobeknya. Sarana ini juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahannya. 
3. Transparansi Overhead Projector 

Transparansi OHP nampaknya merupakan alat bantu presentasi yang cukup populer bagi para pembicara. Di berbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Genigraphics Corporation tahun 1987, sekitar 57% lembar transparansi dihasilkan dengan mesin fotokopi, dan selalu dibuat dengan mesin ketik atau bahkan teks tulisan tangan. Hanya 29% transparansi yang dibuat dari artwork dan 32% dari grafik komputer. Dengan semakin meluasnya teknologi komputer, semakin banyak orang dapat memanfaatkan kemampuan komputer untuk membuat tampilan grafik, gambar, bagan dan sejenisnya dengan kualitas hasil yang lebih baik. 

4. Slide 

Sekitar tahun 1980-an slide cukup populer bagi alat bantu presentasi bisnis. Slide dapat berupa foto, grafis, atau gabungan keduanya. Kualitas gambar dan tampilan yang disajikan dengan slide ini cukup baik, di samping juga mudah dan ringan membawanya. Dalam perkembangannya, slide yang berukuran 35 mm ini dapat dikombinasikan dengan personal computer (PC) dengan resolusi gambar berkualitas tinggi Berta dapat disimpan dalam disket.
 Daftar Pustaka