TUGAS 2
KELOMPOK 1
BAB 6
PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS
6.1 PENENTUAN PROSES KOMPOSISI
Yang dimaksud dengan proses komposisi (composition process) dalam
penyampaian pesan-pesan bisnis tertulis adalah suatu proses penyusunan
pesan-pesan bisnis yang dimulai dari pemilihan kata, kalimat dan
paragraf hingga menjadi suatu pesan bisnis yang mudah dipahami dan
diterima oleh si penerima pesan. Agar pesan-pesan bisnis yang
disampaikan secara tertulis tersebut dapat dipahami dengan baik, perlu
diperhatikan kata-kata, kalimat dan paragraf secara tepat, substansi
pesan yang jelas, penggunaan gaya penulisan yang baik, serta format dan
bentuk pesan yang baik.
Secara umum, penyusunan pesan-pesan bisnis tertulis meliputi tiga tahapan penting, yaitu :
1. Perencanaan/Penyusunan Draf
Perencanaan
merupakan fase pertama yang perlu diperhatikan dalam penyampaian
pesan-pesan bisnis tertulis, atau dalam bahasa yang sederhana,
perencanaan merupakan penyusunan sebuah draf yang masih memerlukan
perbaikan lagi. Tujuan penyampaian penyampaian pesan-pesan bisnis
haruslah jelas, sederhana dan mudah dipahami oleh penerima pesan.
Sementara itu, profil penerima pesan sebagai orang yang akan menerima
pesan juga perlu dipahami dengan baik.
2. Organisasi dan Komposisi
Setelah
tahap perencanaan, tahap berikutnya adalah pengorganisasian dan
pengelompokkan ide-ide atau gagasan dari pesan-pesan bisnis tersebut
menjadi sebuah kesatuan ide atau gagasan. Selanjutnya, ide-ide
pesan-pesan bisnis tersebut disusun menjadi sebuah pesan bisnis yang
mencakup rangkaian kata, kalimat, paragraf dan pemilihan ilustrasi yang
diperlukan untuk mendukung penyampaian ide-ide pokok tersebut.
Organisasi dan komposisi pesan-pesan bisnis erat kaitannya dengan
penyusunan atau pengaturan kata-kata, kalimat, dan paragraf.
3. Edit dan Revisi
Setelah
ide-ide dituangkan dalam kata-kata, kalimat, dan paragraf atau alenia
diperhatikan apakah kata-kata, kalimat, dan paragraf tersebut telah
diekspresikan dengan baik dan benar.
4. Membaca Ulang
Setalah
melakukan pengecekan (edit) dan perbaikan (revisi) seperlunya, tahapan
berikutnya yang tak boleh diabaikan adalah melakukan proofread yaitu
membaca ulang secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk meyakinkan
kembali bahwa apa yang akan disampaikan secara tertulis tersebut
benar-benar terhindar dari berbagai kesalahan atau kekeliruan, baik yang
berkaitan dengan penulisan tanda baca, kata, kalimat, gaya bahasa yang
digunakan, maupun substansi pesan-pesan bisnis yang ingin disampaikan.
6.2 PENENTUAN TUJUAN
Tahap
pertama dalam merencakan pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau
tujuan menyampaikan pesan-pesan bisnis tersebut.Seorang pengirim pesan,
tentunya ingin menjaga goodwill ndi hadapan audiensi (penerima pesan)
sekaligus menghasilkan sesuatu yang baik bagi organisasi atau
lembaganya. Oleh karena itu, penyampaian pesan-pesan bisnis yang
dilakukan oleh suatu organisasi bisnis secara tidak langsung juga akan
membawa nama baik lembaganya.
Caranya agar menyampaikan pesan-pesan bisnis berhasil mencapai tujuan yang dikehendaki:
a. Menentukan tujuan yang jelas dan terukur sesuai dengan tujuan organisasi
b. Tujuan yang jelas dan mudah dipahami tersebut akan membantu mengarahkan pengirim pesan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki
6.3 ANALISIS AUDIENCE
Dalam
kaitannya dengan dunia korespondensi bisnis, audiensi adalah mereka
yang menjadi target untuk menerima pesan-pesan bisnis secara tertulis.
Dalam dunia bisnis, yang menjadi audiensi adalah organisasi bisnis
intern dan ekstern. Organisasi bisnis intern mencakup pegawai pegawai
atau karyawan suatu organisasi bisnis, sedangkan organisasi bisnis
ektern mencakup para pelanggan maupun calon pelanggan dalam dunia
bisnis.
Ketepatan
dan kecermatan dalam melakukan analisis audiensi akan memiliki dampak
yang baik dan positif bagi pengirim pesan. Kesalahan atau kegagalan
pengirim pesan dalam menyampaikan pesan-pesan bisnisnya.
Dalam melakukan analisis audiensi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Cara Mengembangkan Profil Aundiensi
Dalam
kaitannya dengan korespondensi bisnis, profil audiensi dapat dilihat
dari siapa audiensinya, reaksi audiensi, tingkat pemahaman audiensi, dan
kedekatan hubungan antara pengirim pesan dengan audiensinya. Yang
menjadi audiensi merupakan salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Keragaman latar
belakang audiensi baik dari sisi usia, pekerjaan, jenis kelamin, budaya,
maupun status sosial mempunyai kaitan dengan penyampaian pesan-pesan
bisnis secara tertulis. Pengirim pesan perlu memiliki kemampuan dalam
melakukan analisis audiensi.
2. Cara Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiensi
Ada 4 tahap penting yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan audiensi yaitu:
a. Temukan apa yang diinginkan oleh audiensi
salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah memulai sebuah survei. Apabila
keinginan audiensi sudah ditemukan, jangan ditunda-tunda, segera
informasikan apa yang diinginkan audiensi. Kecepatan dan ketepatan dalam
merespon keinginan dan harapan audiensi merupakan bagian dari suatu
upaya memberikan kepuasan kepada audiensi.
b. Berikan semua informasi yang diperlukan
Usahakan
semua informasi penting yang diminta audiensi tidak ada yang
terlewatkan. Hal ini deilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam penulisan pesan-pesan bisnis sekaligus sebagai upaya untuk menjaga
agar apa yang disampaikan tersebut sesuai dengan harapan dan keinginan
audiensi.
c. Yakinkanlah Informasinya Akurat
Informasi
yang disampaikan kepada audiensi hendaklah informasi yang benar-benar
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pemberian informasi
yang akurat akan dapat menumbuhkan kepercayaan yang positif.
d. Tekankan Ide-ide Paling Menarik Bagi Aundiensi
coba
untuk menemukan ide penting yang sangat menarik bagi audiensi.
Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau perhatian yang lebih kepada
ide penting tersebut. Apabila hal tersebut dilakukan dengan baik,
berarti pengirim pesan telat berhasil memberikan sesuatu yang sangat
berharga dan menarik bagi audiensinya.
3. Cara Memenuhi Kebutuhan Motivasional Audiensi
Beberapa jenis pesan-pesan bisnis bertujuan memotivasi
audiensi agar mau mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi
ini sring kali mengalami kendala. Hal ini disebabkan adanya
kecenderungan dari audiensi untuk tidak mau mengubah perilaku atau pola
berpikir mereka jika berhadapan dengan hal-hal yang baru atau yang sama
sekali berbeda dengan situasi yang ada.
6.4 PENENTUAN IDE POKOK
Setelah
menganalisis tujuan dan audiensi, langkah selanjutnya adalah menentukan
cara untuk mencapai tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut.
Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema pokok, yaitu ide
pokok (main idea). Ide pokok, pada dasarnya, merupakan pesan-pesan bisnis.Sementara itu, selain ide pokok ada pula ide-ide pendukung (supporting idea).
6.5 SELEKSI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN - PESAN BISNIS
Penyampaian
pesan-pesan bisnis, sebaiknya perlu disesuaikan dengan situasi yang ada
agar maksud atau tujuannya dapat tercapai.Pada umunya, korespondensi
bisnis dapat disampaikan secara konvensional atau secara elektronik.
Pesan-pesan bisnis secara tertulis dapat berbentuk surat, memo, proposal
dan laporan. Salah satu keuntungan dari penyampaian pesan-pesan bisnis
secara tertulis adalah pengirim pesan mempunyai kesempatan untuk
merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan bisnis yang ingin disampaikan
dengan lebih baik.
Dalam
memilih media penyampaian pesan-pesan bisnis perlu dipertimbangkan
antara lain tingkat kepentingannya, formalitas, kompleksitas, tingkat
kerahasiannya, emosional, biaya pengiriman, dan harapan audiensi.
Courtland L. Bovee dan John V. Thill dalam bussiness Communication Today,
menjelaskan bahwa ada waktu-waktu kapan sebaiknya seorang memilih untuk
menggunakan komunikasi lisan atau tertulis.Selanjutnya, penjelasan itu
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Komunikasi Lisan
|
Komunikasi Tertulis
|
·
Anda menginginkan umpan balik
segera dari audiens.
·
Pesan anda relative sederhana dan
mudah diterima.
·
Anda tidak memerlukan catatan
permanen.
·
Anda dapat mengumpulkan audiens
lebih mudah atau ekonomis.
·
Anda menginginkan interaksi dalam
memecahkan masalah.
|
·
Anda tidak memerlukan umpan balik
segera.
·
Pesan anda sangat rinci,
kompleks, dan memerlukan perencanaan yang hati-hati.
·
Anda memerlukan catatan permanen.
·
Anda ingin mencapai audiens yang
luas.
·
Anda ingin meminimisasi dialorsi
penyampaian pesan.
|
Media Komunikasi
Lisan
|
Media Komunikasi
Tertulis
|
·
Percakapan secara langsung,
pidato, pertemuan-pertemuan.
·
Telepon dan surat suara (voice mail)
·
VOIP (Voice Over Internet Protocols)
·
Audiotape dan videotape
·
Telekonferensi dan Koforensi
video
|
·
Surat-surat, memo, proposal
·
Email
·
Surat regular dan khusus
·
Facsimile
|
BAB 7
PENGORGANISASIAN DAN REVISI PESAN-PESAN BISNIS
7.1 Pengorganisasian Melalui Outline
Pada
dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian yang baik diperlukan dua tahapan
proses, yaitu tahap mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide serta tahap
menetapkan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional terpilih secara
hati-hati.
1.
Tahap Mendefinisikan dan Mengelompokkan
Ide-Ide
Memutuskan
apa yang perlu dikatakan adalah masalah mendasar yang harus dipecahkan oleh
setiap komunikator. Jika materinya lemah, tidak memiliki gaya yang menarik,
maka akan mengaburkan fakta yang ada. Cepat atau lambat, pembaca akan
menyimpulkan bahwa Anda benar-benar tidak mempunyai sesuatu yang bernilai.
Apakah Anda menelepon, membuat tiga paragraf surat, atau menulis laporan
setebal ratusan halaman, Anda akan mulai dengan mendefinisikan isi materinya.
Semakin panjang dan kompleks pesan-pesan bisnis yang disampaikan, semakin
penting pula tahap pertama ini.
Susunan
outline, secara garis besar, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.
Mulailah dengan Ide Pokok (Main Idea)
Ide
pokok akan membantu Anda menetapkan
tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dapat dirangkum menjadi
dua hal, yaitu: apa yang Anda inginkan terhadap pembaca untuk melakukan atau
memikirkannya dan apa alasan mendasar mereka untuk melakukan atau memikirnya.
Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline.
b.
Menentukan Ide-ide Pendukung yang
Penting
Setelah
menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap berikutnya adalah
menyusun ide-ide yang penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut. Sebagai contoh, seorang manajer pemasaran
yang akan menyusun laporan penjualan tahun 2002-2004, ia perlu mempersiapkan
data pendukung penjualan yang diperoleh dari berbagai kantor perwakilan atau
kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air untuk kurun waktu
tida tahun tersebut.
c.
Memberikan Ilustrasi dengan Bukti-bukti
Tahap
terakhir dalam penyusunan outline adalah memberikan ilustrasi dengan
mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang
dapat disajikan, outline yang Anda buat akan menjadi semakin baik.
Ide-ide
pokok, ide-ide pendukung yang penting, dan ilustrasi bukti-bukti dapat
digambarkan dalam sebuah bagan berikut:
2.
Menentukan Urutan Ide-Ide dengan
Perencanaan Organisasional
Setelah
mendefinisikan dan mengelompokkan ide, langkah selanjutnya adalah menentukan
urutan ide-ide (pesan) dengan perencanaan organisasional. Untuk dapat
menentukan urutannya, ada dua pendekatan penting, yaitu:
a.
Pendekatan Langsung (Direct Approach)
Pendekatan
langsung sering disebut dengan istilah pendekatan deduktif (deductive
approach). Ide pokok pesan-pesan bisnis ditempatkan pada bagian pembuka atau
awal, kemudiaan diikuti dengan bukti-bukti pendukungnya. Pendekatan ini
digunakan bila reaksi yang diekspektasikan dari si penerima pesan cenderung
positif atau menyenangkan. Sebagai contoh, dalam situasi pimpinan perusahaan
menyampaikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, memberikan promosi
jabatan, atau memberikan insentif finansial (bonus) bagi karyawan.
b.
Pendekatan Tidak Langsung (Indirect
Approach)
Pendekatan
tidak langsung sering disebut dengan istilah pendekatan induktif (inductive
approach). Pendekatan ini kebalikan dari pendekatan langsung. Bukti-bukti
pendukung disampaikan di bagian pembuka, kemudian diikuti oleh ide pokoknya.
Pendekatan ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis yang cenderung
memberikan dampak kurang menyenangkan (negatif) bagi penerima pesan. Sebagai
contoh, surat penolakan pengajuan kredit, surat pemutusan hubungan kerja (PHK),
surat pemberian sanksi kerja, atau surat penolakan kerja.
Setelah
menganalisis kemungkinan reaksi penerima pesan dan memilih satu
pendekatan umum, Anda dapat memilih rencana organisasional yang paling
cocok. Rencana organisasional itu sebagai berikut:
a) Direct Request
Pada dasarnya, penulisan direct request (permintaan
langsung) merupakan suatu bentuk permintaan atau permohonan yang
memerlukan penanganan segera kepada pihak lain. Penulisan direct request dapat
berbentuk surat atau memo. Sebagai contoh, jika seseorang tertarik
untuk mengetahui suatu produk baru dengan lebih detail, seperti
karakteristik produk, harga, cara pembayaran, manfaat, cara menggunakan,
dan cara memelihara, maka orang tersebut dapat membuat surat permintaan
langsung. Dengan kata lain, apabila seseorang tertarik atau memiliki
keinginan yang sangat kuat untuk mengetahui informasi tertentu, maka ia
dapat menggunakan permintaan langsung (direct request). Permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena penyampaiannya langsung pada ide yang dituju.
b) Pesan-pesan Rutin, Good News, atau Goodwill
Dalam
dunia bisnis, pesan-pesan bisnis yang rutin mencakup semua bentuk
kegiatan tulis-menulis yang biasa dilakukan sehari-hari, misalnya
mempersiapkan surat pengantar pengiriman produk, surat penawaran produk
baru, surat pembelian bahan baku, dan surat tugas karyawan. Sementara
itu, pesan-pesan bisnis yang dampaknya dapat menyenangkan pihak lain
disebut dengan good news (berita
yang menyenangkan). Sebagai contoh, pengumuman promosi jabatan,
pemberian insentif, bonus gaji, dan perolehan penghargaan atau pengakuan
standardisasi produk secara nasional. Jadi, pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok menggunakan pendekatan langsung.
c) Pesan-pesan Bad News
Pesan-pesan bisnis tertulis yang memberikan kesan negatif atau mengecewakan pihak lain sering disebut sebagai bad news (berita tidak menyenangkan). Yang termasuk bad news, antara lain berita penolakan lamaran kerja, penolakan kredit, pemutusan hubungan kerja, dan penurunan pangkat atau jabatan.
Pendekatan
yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan bisnis yang tidak
menyenangkan adalah pendekatan tidak langsung. Diawali dengan pernyataan
yang bersifat netral, lalu diikuti dengan alasan-alasan mengapa bad news muncul. Selanjutnya, pada bagian pertengahan, dinyatakan secara tegas dan jelas tentang pernyataan bad news tersebut.
d) Pesan-pesan Persuasi
Bila
kemungkinan pembaca tidak tertarik terhadap pesan-pesan bisnis yang
disampaikan, pesan-pesan persuai (persuasive messages) dapat digunakan.
Dengan demikian, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tidak
langsung. Berbagai kegiatan yang menggunakan pendekatan tidak langsung,
antara lain kegiatan menawarkan prdoduk baru, melakukan penagihan
pinjaman, dan melakukan negosiasi.
Secara
umum, pesan-pesan bisnis singkat dapat menggunakan salah satu dari
keempat dasar rencana organisasional tersebut. Tetapi, untuk pesan-pesan
bisnis yang lebih panjang, seperti pembuatan laporan dan presentasi,
perlu pola yang lebih kompleks dalam menangani semakin banyaknya
informasi. Pola-pola tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu
informasional dan analitikal.
Presentasi
analitikal (secara analitis) didesain ke arah suatu kesimpulan
tertentu. Dengan demikian, pola ini jauh lebih sulit. Jika tujuan Anda
adalah melakukan kolaborasi dengan penerima pesan dalam memecahkan suatu
masalah atau melakukan persuasi untuk suatu tindakan tertentu, Anda
harus memilih rencana organisasional yang memberikan argumen logis.
Empat Rencana Organi sasional untuk Pesan – Pesan Singkat
7.2 Pemilihan Kata yang Tepat
Pemilihan
kata merupakan cara memilih kata-kata yang digunakan untuk mencurahkan ide atau
pikiran dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat dapat
dengan mudah dimengerti, Anda harus memilih kata-kata yang tepat dengan
sebaik-baiknya
Dalam
menyampaikan pesan-pesan bisnis, peranan kata penting artinya. Penggunaan
kata-kata yang tidak tepat dapat membuang-buang waktu, dan penyampaian waktu
dan tujuan pesan-pesan bisnis tersebut dapat tercapai, perlu diperhatikan
beberapa hal berikut:
1.
Memilih Kata-kata yang Familiar
Dalam
menyampaikan pesan-pesan bisnis, gunakanlah kata-kata yang sudah dikenal,
kata-kata yang umum, kata-kata yang lazim digunakan, sehingga mudah dipahami
oleh penerima pesan. Jangan menggunakan kata-kata atau istilah yang hanya
membuat bingung penerima pesan. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis yang
berkaitan dengan latar belakang pendidikan, budaya, dan pengalaman penerima
pesan. Pemahaman yang baik terhadap latar belakang mereka akan memberikan
pengaruh yang baik dalam proses penyampaian pesan-pesan bisnis. Pada akhirnya,
dengan pemahaman yang baik atas latar belakang penerima pesan, diharapkan
penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut dapat mudah dipahami dengan baik.
2.
Memilih Kata-kata yang Singkat
Selain
memilih kata-kata yang sudah dikenal, Anda juga perlu menggunakan kata-kata
yang singkat dan tepat dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis. Penggunaan
kata-kata semacam itu, selain efisien juga mudah dipahami oleh pembaca.
Meskipun pemilihan kata yang singkat dan tepat diperlukan, harus tetap
diperhatikan berbagai kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar. Misalnya,
penggunaan kata sapaan Bapak, Ibu,
Saudara, dan Anda hendaknya juga
digunakan secara tepat sesuai dengan pangkat dan kedudukan penerima pesan
tersebut. Sebagai contoh, seseorang mengirimkan surat kepada orang yang lebih
tua, maka sebaiknya menggunakan kata sapaan Bapak
atau Ibu, dan hindari penggunaan kata
Anda. Pemilihan dan penggunaan kata
yang tepat dalam korespondensi bisnis merupakan salah satu bentuk dari kearifan
dan kedewasaan berpikir seseorang.
3.
Memilih Kata-kata yang Bermakna Tunggal
Kata-kata
yang memiliki makna lebih dari satu sebaiknya dihindari dalam penyampaian
pesan-pesan bisnis. Penggunaan kata-kata tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya penafsiran yang bermacam-macam. Akibatnya, ada kemungkinan tidak
tercapainya maksud penyampaian pesan-pesan bisnis. Untuk menghindari penafsiran
yang bermacam-macam itu, sebisa mungkin gunakan kata yang memiliki makna yang
jelas dan tegas. Selain itu, perlu juga melihat bagaimana kata tersebut
digunakan dalam konteks bahasan tertentu dan budaya disuatu wilayah tertentu.
Ingat, ada kalanya kata tertentu di suatu wilayah bermkana positif (baik),
namun di wilayah lain bermakna negatif (kurang baik atau tidak sopan).
7.3 MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF
Kalimat
merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan (bisnis) kepada orang
lain. Kalimat dapat ditujukan untuk memanggil, memarahi, menasihati,
menyuruh, memperingatkan seseorang, mengemukakan pendapat, atau
mengumumkan sesuatu. Agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah
dimengerti, kalimat harus disusun secara efektif.
Apa
yang dimaksud kalimat efektif (effective sentence)? Kalimat efektif
merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun agar
memiliki daya informasi yang tepat dan baik.
Dalam
menyusun suatu kalimat, perlu diperhatikan tiga hal, yaitu kesatuan
pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Setiap kalimat, paling tidak
terdiri atas subjek dan predikat. Setiap subjek dalam suatu kalimat akan
menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa” yang melakukan “kata kerja
(predikat)”. Subjek merupakan topik suatu bahasan dan biasanya berupa
kata benda.
Bagaimana
subjek suatu kalimat dapat dikenali? Untuk dapat mengenali subjek suatu
kalimat, jawablah pertanyaan “siapa” atau “apa” yang dibicarakan oleh
predikat. Sebagai contoh sederhana adalah sebagai berikut:
· Johni Mathis melakukan tur musik ke beberapa kota besar di Amerika Serikat
· Pada
tanggal 26 Desember 2004, daerah Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan
Sumatera Utara dilanda gempa bumi tektonik berkekuatan 6,9 skala
Richter.
Siapa
yang melakukan tur musik ke beberapa kota besar di Amerika Serikat? Apa
yang melanda Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara? Jawaban atas
kedua pertanyaan tersebut merupakan sebuah kalimat. Jadi , Johni Mathis dangempabumi adalah subjek kalimat di atas.
Predikat,
biasanya kata kerja , berkaitan erat dengan subjeknya. Predikat
menjelaskan apa yang dilakukan subjek. Bagaimana Anda dapat mengenali
predikat? Anda dapat mengenali predikat dengan cara menempatkan
pertanyaan “melakukan apa” setelah subjek.
· Freddy Purnomo membeli pasta gigi di Toko Pojok.
· Seorang polisi menanhgkap pencuri kambing.
Freddy
Purnomo melakukan kegiatan apa? Seorang polisis melakukan kegiatan apa?
Jawaban atas kedua pertanyaan itu merupakan predikat dalam kalimat
tersebut. Kedua kata tersebut, membeli dan menangkap, adalah kata kerja, yaitu suatu kata yang melakukan tindakan (action).
Selain subjek dan predikat , suatu kalimat dapat dilengkapi dengan pelengkap (complements)
yang akan memperjelas arti kata kerja. Ada beberapa jenis pelengkap,
antara lain objek langsung, Anda dapat menempatkan pertanyaan “siapa”
atau “apa” setelah kata kerja. Contohnya adalah sebagai berikut:
· Jama Mirdad menerima piala Citra
· Sumaryono terpilih sebagai ketua Karang Taruna
Jamal Mirdad menerima apa? Sumaryono terpilih sebagai apa? Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut, merupakan objek langsung.
Bagaimana
dengan objek tidak langsung? Objek tidak langsung adalah kata benda
yang menjelaskan “untuk siapa” atau “apa” kegiatan yang dilakukan oleh
kata kerja. Contohnya adalah sebagai berikut:
· Ia menulis surat untuk Johny.
· Majikan memberi bingkisan kepada karyawan.
Ia
menulis surat untuk siapa? Majikan memberi bingkisan kepada siapa?
Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut merupakan objek tidak
langsung.
Untuk
membuat kalimat yang efektif, perlu dipahami pengelompokkan kalimat dan
cara mengembangkan paragraf. Berikut ini disajikan penjelasan lebih
rinci tentang pengelompokkan kalimat dan pengembangan suatu paragraf.
1. Tiga Jenis Kalimat
a. Kalimat Sederhana
Kalimat
sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Namun,
tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek, baik
langsung maupun tidak langsung
.
Contoh:
· Saya membeli buku Komunikasi Bisnis di toko buku Berkah kemarin.
· Andi mengirim pesanan buku ke konsumen.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih khusus bebas (independent) dan tidak mempunyai klausa terikat (dependen).
Klausa bebas merupakan anak kalimat yang dapat berdiri sendiri atau
mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa terikat adalah anak
kalimat yang tidak dapat berdiri
sendiri karena tidak memiliki pengertian yang utuh. Klausa-klausa dalam
kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung, seperti dan, tetapi, atau.
Contoh:
· Adik membeli kertas dan kakak membeli baju.
· Omzet penjualan buku meningkat 10 persen, tetapi keuntungan perusahaan menurun 15 persen.
c. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa bebas (independent) dan satu atau lebih klausa terikat (dependent).
Contoh:
· Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.
· Karena tuntutan kenaikan gaji tidak dihiraukan oleh majikan, karyawan melakukan unjuk ke gedung DPR.
Dalam
penyusunan suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat yang paling cocok
dengan ide yang anda miliki. Jika Anda mempunyai dua buah ide yang
memiliki tingkat kepentingan yang sama, Anda dapat memilih kalimat
majemukatau penggabungan kedua kalimat sederhana. Namun, jika salah satu
ide memilki tingkat kepentingan yang lebih rendah ketimbang yang lain,
Anda dapat memilih kalimat kompleks.
2. Cara Mengembangkan Paragraf
Secara umum, ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu pendekatan induktif (inductive approach) dan deduktif (deductive approach).
Pendekatan induktif dimulai dengan mengemukakan berbagai alasan
terlebih dahulu, kemudian dibuat kesimpulannya. Sedangkan pendekatan
deduktif dimulai dari kesimpulan, kemudian diikuti alasan-alasannya.
Suatu
paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain dengan
memberikan ilustrasi atau contoh, perbandingan (persamaan dan
perbedaan), pembahasan sebab-akibat, klasifikasi, dan pembahasan
pemecahan masalah. Pendekatan mana yang akan Anda pilih, sangat
tergantung pada topik, maksud pengirim pesan, dan maksud pesannya.
a. Ilustrasi
Untuk
mengembangkan suatu paragraf, dapat digunakan ilustrasi atau contoh
yang memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum. Pemeberian
contoh yang relevan dari topik bahasan akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Contoh dalam
penyampaian pesan tersebut bisa diambil dari lingkungan yang dekat
dengan kehidupan penerima pesan. Hal itu supaya mereka lebih mudah
mencernanya. Misalnya, membahas teknologi komunikasi yang mengalami
perkembangan cukup pesat akhir-akhir ini. Anda dapat menambahkan contoh
penggunaan telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel, dan
surat elektronik (electronic mail atau e-mail).
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
Anda
dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan, membuat
persamaan dan perbedaan terhadap suatu ide. Cara peengembangan paragraf
ini memerlukan wawasan berpikir yang luas, tentunya, akan relatif mudah
dalam membuat perbandingan baik yang berkaitan dengan persamaan maupun
perbedaan terhadap suatu pokok bahasan tertentu. Misalnya topik
bahasannya adalah membandingkan sistem belanja tersebut dengan sistem
belanja tradisional baik di pasar maupun di kompleks pertokoan.
c. Pembahasan Sebab-Akibat
Ketika
mengembangkan paragraf, Anda dapat memfokuskan perhatian pada
alasan-alasan yang melatarbelakangi sesuatu. Mengapa sesuatu harus
dipilih atau dilakukan? Apa alasan yang mendasari suatu keputusan?
Mengapa suatu keputusan dianggap cacat hukum? Apa akibatnya kalau suatu
keputusan harus ditunda? Masih banyak pertanyaan lain yang dapat
dikembangkan lebih lanjut. Paling tidak, pola pengembangan paragraf
dengan sebab-akibat akan membantu memberikan arah yang jelas terhadap
pokok bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Paragraf
dapat dikembangkan dengan cara melakukan klasifikasi atau
pengelompokkan ide-ide umum ke dalam ide-ide yang lebih khusus. Pola
pengembangan paragraf dengan cara ini akan mempermudah pemahaman baik
bagi pengirim pesan maupun penerima pesan. Selai itu, cara ini juga
menjadikan topik bahsan lebih terarah. Misalnya, topik bahasan tentang
masalah internet, Anda bisa mengembangkan paragraf ke dalam beberapa
subtopik sejarah internet, pengertian internet, kelebihan dan kelemahan
internet, sistem pengamanan di internet, dan peluang internet ke
depannya.
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
Cara
lain mengembangkan paragraf adalah dengan menyajikan masalah, kemudian
disajikan pula cara pemecahan masalah tersebut. Cara pengembangan
paragraf ini akan mampu memberikan latihan analitis yang sangat
diperlukan bagi seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan penting
bagi suatu organisasi.
BAB 8
PERENCANAAN LAPORAN AKHIR
8.1 PENGERTIAN LAPORAN BISNIS
Sekitar tahun 1980-an slide cukup populer bagi alat bantu presentasi bisnis. Slide dapat berupa foto, grafis, atau gabungan keduanya. Kualitas gambar dan tampilan yang disajikan dengan slide ini cukup baik, di samping juga mudah dan ringan membawanya. Dalam perkembangannya, slide yang berukuran 35 mm ini dapat dikombinasikan dengan personal computer (PC) dengan resolusi gambar berkualitas tinggi Berta dapat disimpan dalam disket.
Laporan
bisnis adalah dokumen faktual dan objektif yang dipergunakan untuk
tujuan bisnis tertentu (Boovee dan Thill, 2002:476). Himstreet dan Baty
mendefinisikan laporan bisnis suatu pesan yang objektif, dan tersusun
teratur, yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian
organisasi atau dari satu instansi/lembaga, ke lembaga yang lainnya
untuk membantu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (Himstreet
dan baty dalam Purwanto, 1997:88).
Sementara
itu, Herta A Murphy dan Herbert W. Hildebrandt dalam bukunya “Effective
Business Communication” menyatakan bahwa laporan bisnis (business
report) tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana
penyajian fakta kepada seseorang atau lebih, dengan tujuan bisnis
tertentu.
Atas
dasar difinisi tersebuat dapat simpulkan bahwa suatu laporan bisnis
mempunyai berbagai karakteristik seperti netral, tidak berpihak,
objektif, menyajikan data, disusun secara sistematis, menyangkut
informasi eksternal maupun internal, biasanya diminta oleh pihak yang
memiliki wewenang yang lebih tinggi, memiliki tujuan yang jelas.Bagi
suatu perusahaan, pada umumnya penulisan laporan bisnis digunakan untuk
memenuhi keperluan, antara lain :
a) Untuk memonitoring dan mengendalikan operasional perusahaan. Misalnya laporan operasional, laporan kegiatan personal.
b) Untuk
membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya: kebijakan penempatan posisi
kerja.
8.2 JENIS – JENIS LAPORAN BISNIS
A. Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:
B. Isi Laporan
C. Penutup
pengorganisasian isi dalam laporan bisnis
B. Perencanaan Laporan Singkat
E. Membuat laporan bisnis yang baik
Laporan
bisnis dapat digolongkan kedalam berbagai cara menurut fungsi, subjek,
formalitas, keasliaan, frekuensi, jenis atau penampilan, pelaksanaan
proyek dan pelaksanaan pertemuan. Masing-masing penggolongan tersebut
secara rinci dapat dijelaskan berikut ini :
A. Berdasarkan Fungsinya
- Laporan informasi (Information Report)
Berfungsi
untuk memberikan informasi dengan menyajikan fakta-fakta dan rangkuman,
tanpa melakukan analisis, menarik kesimpulan, atau memberi rekomendasi.
Nama lain untuk information report adalah laporan perkembangan
(progress reports), laporan sementara (interim report), dan laporan
triwulan (quarterly report).
- Laporan analitikal(Analitycal Report)
Menyajikan
fakta-fakta, menganalisis dan menafsir, keudian mengambil kesimpulan
dan memberi rekomendasi(recommendation report), usulan (proposal), atau
laporan justifikasi (justification report).
B. Berdasarkan Subjeknya
Suatu
laporan dapat dibedakan berdasarkan departemen tempat laporan tersebut
diperoleh.Sebagai contoh adanya laporan akuntansi, laporan periklanan,
laporan pengumpulan kredit, laporan pembelanjaan, laporan asuransi,
laporan pemasaran, laporan ekonomi, laporan produksi, laporan
personalia, laporan statistic, dan laporan-laporan teknik.
C. Berdasarkan formalitasnya
- Laporan formal (long reports)
Laporan
formal pada umumnya berbentuk panjang, lebih dari 10 halaman, dan
mencakup masalah-masalah kompleks.Namun demikian, pengertian “panjang”
bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.
Laporan formal mencakup tiga bagian penting, yaitu
(1)Body teks: pendahuluan, isi dan penutup;
(2)
prefatory part: sampul, judul, halaman, surat kewenangan, penerimaan,
persetujuan, pengiriman, penghargaan, synopsis, abstraksi, rangkuman
eksekutif, daftar isi, dan daftar tabel; (3) Supplement part: lampiran,
daftar pustaka, catatan akhir, daftar istilah dan indeks.
- Laporan informal (short reports)
Laporan
informal biasanya hanya mencakup badan teks.Namun demikian, sejumlah
laporan informal mencakup judul halaman, pengiriman, catatan akhir, dan
lampiran.
D. Berdasarkan Keasliannnya
- Laporan otoritas adalah suatu laporan yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari komite atau orang lain.
- Laporan sukarela adalah suatu laporan yang dibuat atas inisiatif sendiri.
- Laporan swasta adalah suatu laporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan swasta.
- Laporan
publik adalah suatu laporan yang dibuat oleh lembaga-lembaga
pemerintah, termasuk sekolah-sekolah, rumah sakit, atau lembaga-lembaga
lain yang dibiayai oleh nagara.
E. Berdasarkan Frekuensinya
- Laporan berkala (periodic reports)
Laporan
dapat disusun secara harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau
tahunan. Termasuk dalam laporan berkala, antara lain laporan bursa saham
setiap jam, laporan penjulan setiap hari, laporan biaya setiap minggu,
laporan produksi setiap bulan, laporan komite setiap kuartal, laporan
anggaran tahunan.
- Laporan khusus (special report)
Laporan
khusus ditulis ketika ada kebutuhan terhadap suatu informasi yang unik
(khusus) seperti munculnya krisis dalam perusahaan.
F. Berdasarkan Jenisnya
- Laporan Memorandum (periodic report)
Laporan yang menggunakan format memo, yaitu mencantumkan kepada, dari, subjek, dan tanggal.
- Laporan surat (letter report)
Laporan
surat adalah laporan yang menggunakan format surat dengan kepala surat
yang didalam berisi alamat, salam pembuka, penutup, tanda tangan dan
referensi
- Laporan dalam bentuk cetakan
Laporan dalam bentuk cetakan memiliki judul yang sudah tercetak, intruksi, dan baris-baris kosong.
- Laporan formal (formal report)
Laporan
formal biasanya lebih panjang daripada laporan informal, laporan formal
sering juga disebut dengan laporan panjang (long report).
G. Berdasarkan Kegiatan Proyek
Dalam melakukan seatu proyek, tedapat tiga jenis laporan, yaitu
- Laporan
pendahuluan (preliminary reports). Mencakup persiapan suatu proyek,
hasil yang diharapkan, dan cara melakukan pelatihan pegawai.
- Laporan perkembangan (progress reports) mengenai perkembangan pelaksanaan proyek secara berkala
- Laporan akhir (final report) mengenai akhir dari suatu pelaksanaan suatu proyek.
H. Berdasarkan Pelaksanaan Pertemuan
- Agenda
(agenda) adalah suatu dokumen yang ditulis sebelum pertemuan
berlangsung, mencakup jadwal pelaksanaan dan topik yang akan dibahas
dalam pertemuan.
- Resolusi (resolation) adalah laporan singkat yang secara formal berisi pengumuman hasil konsensus suatu pertemuan.
- Notulen
(minutes) adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah
berlangsung, mencakup catatan semua hal yang terjadi dalam pertemuan.
- Laporan
pertemuan (proceedings) adalah suatu laporan resm, yang cakupan
bahasanya luas dan berisi hasil-hasil pertemuan atau konferensi penting.
3. Bagian Pokok Dalam Laporan Bisnis
Dalam bagian pendahuluan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:
- Pemberi Kuasa, adalah individu/organisasi yang meminta laporan;
- Tata-letak, menginformasikan kepada pembaca tentang apa saja yang akan dibahas dalam laporan bisnis;
- Masalah, biasanya diformulasikan di awal pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan;
- Maksud, merupakan poin penting dalam laporan bisnis;
- Ruang Lingkup, berhubungan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan dalam sebuah laporan bisnis;
- Metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi;
- Sumber-sumber, mencakup
berbagai sumber yang kita gunakan dalam penyusunan laporan bisnis, baik
sumber tertulis maupun sumber lisan;
- Latar
Belakang, jika pembaca dianggap perlu mengetahui informasi yang ada
dalam laporan bisnis itu maka latar belakang harus disampaikan;
- Definisi
Istilah, jika kita menggunakan istilah yang memiliki beberapa
penafsiran maka kita harus menjelaskan kepada pembaca definisi yang kita
maksudkan.
- Keterbatasan, adalah keterbatasan dalam hal dana, waktu, ataupun data yang tersedia.
Untuk
laporan singkat, beberapa unsur tersebut dapat digabungkan menjadi satu
atau dua paragraf dengan ataupun tanpa judul “Pendahuluan”. Bahkan
dalam laporan berkala, judul pendahuluan dapat dihilangkan bila isi
setiap periode sama dan pembaca telah mengetahuinya.
Bagian
terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah isi laporan.Dalam bagian
ini, kita membahas dan mengembangkan hal-hal yang penting secara
rinci.Di samping itu, bagian ini dapat membantu kita mencapai maksud
penulisan laporan bisnis.Penulisan laporan bisnis yang baik, harus
mencakup temuan fakta yang penting dan relevan.
Bagian
penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, dan untuk
laporan analitis juga mengambil kesimpulan dan memberikan
rekomendasi. Oleh karena itu, dalam Laporan Informasional bagian penutup
ini dinamakan Rangkuman, sedangkan pada Laporan Analitis disebut
Kesimpulan dan Rekomendasi. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam bagian
penutup adalah sebagai berikut:
- Rangkuman, berisi
ringkasan pembahasan secara menyeluruh. Kadangkala hanya berisi
poin-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan, atau manfaat dan
kerugian;
- Kesimpulan, berisi evaluasi secara ringkas fakta-fakta yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis;
- Rekomendasi, menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat;
- Rencana
Tindakan, merupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan
program, anggaran yang diperlukan, dan orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap program/projek yang akan dilaksanakan.
Ada 2 (dua) cara yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penyusunan isi laporan bisnis, yaitu:
1. Cara
deduksi atau cara langsung berarti menyampaikan ide pokok dan
rekomendasi terlebih dahulu, setelah itu baru dijelaskan hal-hal yang
rinci.
2. Cara
induksi atau cara tak langsung, berarti kita menjelaskan fakta- fakta
yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok,
kesimpulan, dan rekomendasi
5. Penulisan laporan singkat
A. Karakteristik Laporan Singkat
Kebanyakan laporan singkat hanya mencakup materi pendukung yang relatif
sedikit bagi pencapaian komunikasi yang efektif. Laporan singkat itu
sendiri dapat berbentuk memo ataupun surat yang terdiri atas satu atau
dua halaman. Laporan singkat mencakup beberapa elemen penting dalam
suatu laporan formal, antara lain :
1. Gaya penulisan pribadi yang menggunakan gaya penulisan orang pertama atau kedua.
2. Grafik untuk lebih menekankan tulisan.
3. Judul dan sub-subjudul dalam tubuh laporan.
4. Format memo atau surat.
Dalam merencanakan suatu laporan singkat, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain audience, tujuan, dan subjek laporan.
Masing-masing elemen akan mempengaruhi format dan panjang, gaya, serta
organisasi suatu laporan.
Ada beberapa format laporan yang dapat dipilih oleh penulis, antara lain:
1. Preprinted
Bentuk sebelum dicetak pada dasarnya digunakan untuk mengisi laporan
yang kosong. Kebanyakan laporan preprinted relatif pendek, sekitar lima
atau kurang dari lima halaman, dan berkaitan dengan informasi rutin.
Contohnya adalah laporan otoritas.
2. Surat
Format surat dapat digunakan untuk laporan yang jumlah halamannya lima
atau kurang, dan ditujukan kepada pihak luar organisasi. Laporan
tersebut mencakup semua bagian surat, dan dilengkapi dengan judul,
catatan kaki, table, dan gambar.
3. Memo
Format yang paling umum untuk laporan singkat yang digunakan untuk
kepentingan pihak intern suatu organisasi. Memo mencakup beberapa hal
berkut : tanggal, kepada, dari, dan subjek.
4. Manuskrip
Laporan ini terdiri atas beberapa halaman sampai ratusan halaman yang
memerlukan pendekatan formal.Karena panjangnya, format manuskrip
memerlukan lebih banyak komponen baik sebelum teks (prefatory parts)
maupun setelah teks (supplementary parts).
1. Akurat
Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis laporan bisnis
adalah bagaimana mengatakan suatu kebenaran. Beberapa hal berikut ini
akan membantu mengatasi kemungkinan terjadinya distorsi :
A. Jelaskan fakta atau peristiwa yang terjadi secara konkret.
B. Laporkan semua fakta yang relevan.
C. Tempatkan fakta yang ada dalam suatu perspektif.
D. Berikan bukti-bukti terhadap kesimpulan yang Anda buat.
E. Sajikan hanya bukti yang valid dan mendukung kesimpulan Anda.
F. Jaga bias pribadi Anda dalam suatu laporan.
2. Keputusan yang Baik
Laporan bisnis yang dibuat tidak hanya digunakan pihak intern saja,
tetapi juga pihak ekstern organisasi. Pembaca akan merasa senang membaca
suatu laporan yang mencakup lima hal berikut :
A. Adanya ide pokok pada permulaan suatu laporan.
B. Melihat fakta-fakta yang tersedia.
C. Menerima uraian atau cerita secara menyeluruh.
D. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
E. Mempelajari sesuatu yang dapat membuat pekerjaan atau tugas-tugas mereka menjadi lebih mudah.
3. Format, Gaya, dan Organisasi yang Responsif
Sebelum menulis, Anda harus memutuskan apakah akan menggunakan format
surat, memo, atau manuskrip; apakah menggunakan gaya formal atau
informal. Dalam hal ini, ajukan diri Anda sendiri pertanyaan berikut.
A. Siapa yang berinisiatif yang membuat laporan?
B. Apakah subyek yang akan dimasukan ke dalam laporan?
C. Kapan suatu laporan dibuat?
D. Kemana laporan akan dikirim?
E. Mengapa suatu laporan dibuat?
F. Bagaimana sikap pembaca?
BAB 9
Presentasi Bisnis
Persiapan Dasar Presentasi Bisnis
a. Penguasaan
terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan
Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan
merupakan salah satu syarat penting agar apa yang ingin disampaikan
kepada audiens dapat mencapai sasaran. Ketidakpastian terhadap
materi yang akan dipresentasikan bukan saja menghambat penyampaian pesan
kepada audiens, tetapi juga akan memberikan citra ( image )
yang kurang baik bagi pembicara yang bersangkutan. Oleh karena itu, kuasailah
materi tersebut dengan baik sebelum melakukan presentasi di hadapan audiens.
b. Penguasaan
berbagai alat bantu presentasi dengan baik
Di samping penguasaan materi yang akan dipresentasikan
dengan baik, maka berikutnya adalah bagaimana seorang pembicara mampu
memanfaatkan berbagai alat bantu presntasi bisnis demi pencapaian tujuan yang
dikehendaki.
Berbagai alat batu presentasi bisnis yang dapat
digunakan antara lain: white board, spidol, overhead projector ( OHP ),
transparasi, slide, komputer, bagan, flip chart, video camera, tape, televisi,
VCR, dan LCD Projector.
c. Menganalisis
siapa audiens ( Who, What, Where, When, Why, How )
Agar tujuan presentasi bisnis dapat tercapai dengan
baik, maka seorang pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens.
Melalui pendekatan bertanya dengan menggunakan kata tanya seperti: apa, siapa,
di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana, maka seorang pembicara akan dapat
mengidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud, sehingga seorang pembicara dapat melakukan berbagai persiapan
antisifatif.
d. Menganalisis
berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi
Agar presentasi bisnis yang dilakukan tersebut dapat
mencapai tujuan, maka seorang pembicara perlu mengenal lebih dekat dengan
lingkungan lokasi atau tempat di mana seseorang akan melakukan presentasi
bisnis
Penggunaan Alat Bantu dalam Presentasi
a. Papan
tulis hitam dan putih (blacboard & whiteboard)
Merupakan salah
satu alat bantu presentasi yang sudah cukup lama, dan kini alat bantu tsb
relatif jarang digunakan. Sarana ini cocok untuk kegiatan seperti lokakarya,
briefing, rapat maupun diskusi
b. Flip Charts
adalah sebuah
papan yg dilengkapi dgn lembaran-lembaran kertas berukuran penuh. Apabila
lembar kertas sudah penuh, maka dpt dimembuka lembar kosong selanjutnya atau
menyobeknya.
c. Transparansi
overhead project
nampaknya
merupakan alat bantu presentasi yang cukup populer bagi para pembicara.
Diberbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia dan
kanada. Dengan semakin meluasnya teknologi komputer, maka semakin banyak yg
dapat memanfaatkan kemampuan komputer untuk membuat tampilan grafik, gambar,
bagan dsb.
d. Papan tulis
elektronik
Papan tulis
elekronik memiliki motor elektronik untuk menggulung layar sehingga muncul
bagian bersih yang baru dan seterusnya
e. Video
cassete recorder (vcr)
Video cassete
recorder (perekam kaset video) dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
persentase bisnis . anda dapat merekam berbagai program pelatihan atau
kegiatan kegiatan tertentu sebagai bahan study kasus dalam format kaset video .
kaset video memiliki tiga macam format yaitu : PAL, NTSC, SECAM
f. PANEL
LCD
Panel liquid
crystal display (LCD) memiliki kesamaan dengan layar komputer jenis
laptop yakni transparan , untuk dapat beroperasi layar LCD dihubungkan dengan
port monitor bagian belakang komputer yang bertindak seperti layar komputer dan
bertindak seperti layar komputer biasa yang menayangkan data atau gambar.
g. Proyektor
LCD
Proyektor LCD
(liquid crystal display) merupakan salah satu alat bantu persentasi yang banyak
di gunakan oleh organisasi atau lembaga bisnis maupun non bisnis . dalam
perkembangannya , proyektor LCD dari waktu ke waktu mengalami
perkembangan yang semakin baik . perkembangannya dapat dilihat dari
produk atau tau tampilan produk yang semakin menarik dan ramping. Proyektor LCD
ini baru dapat berfungsi dengan baik apabila dihubungkan dengan Personal
Computer (PC) baik dalam bentuk komputer jinjing (portabel computer) maupun komputer
meja (desktop komputer)
Menganalisa Audiens
Dalam
menganalisis audiens seorang pembicaraan harus mampu menjawab enam
pertanyaan mendasar berikut ini :
1. Siapa
audiensnya?
Analisis audiens
ini berkaitan dengan kepada siapa seseorang itu berbicara.
2. Apa yang
diinginkan audiens?
Agar penyampaian
pesan-pesan bisnis sesuai seperti yang diharapkan, pembicara yang baik perlu
mengetahui apa yang diinginkan oleh audiens.
3. Dimana melakukan
persentasi?
Bagi pembicara,
pemahaman terhadap tempat persentasi dilakukan sangat penting.
4. Kapan melakukan
persentasi?
Seorang
pembicara perlu memperhatikan secara seksama kapan melakukan persentasi
bisnis (rincian mengenai tanggal,bulan hari,dan jam berapa).
5. Mengapa melakukan
persentasi?
Sebelum
melakukan persentasi bisnis,seorang pembicara harus mampu menjawab
pertanyaan mengapa harus melakukan persentasi bisnis.
6. Bagaimana
melakukan persentasi?
Seorang
pembicara yang satu dengan pembicara yang lain tentunya memiliki strategi
persentasi bisnis yang berbeda-beda.
cukup banyak
variasinya, mulai dari alat bantu presentasi yang konvensional sampai dengan
yang modern atau kontemporer. Sebelum menggunakan alat bantu presentasi
tersebut, sudah selayaknya apabila seorang pembicara memiliki kemampuan teknis
operasional dan melakukan pemeriksaan sebelum alat bantu presentasi bisnis
tersebut digunakan demi suksesnya suatu presentasi bisnis.
Berbagai alat bantu presentasi bisnis mencakup antara lain: blackboard, whiteboard, flipcharts, transparansi overhead projector, slide, papan tulis elektronik, VCR, panel LCD projec tor. Masing-masing alat bantu presentasi bisnis tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat dijelaskan berikut ini.
1. Papan Tulis Hitam dan Putih (Blackboard & Whiteboard)
Papan tulis hitam (blackboard) merupakan salah satu alat bantu presentasi yang sudah cukup kuno, sehingga kini alat bantu tersebut relatif jarang digunakan. Selain papan tulis hitam, kini muncul papan tulis putih (whiteboard) yang banyak digunakan di berbagai perkantoran bisnis maupun nonbisnis. Sarana ini cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti lokakarya, briefing, rapat rutin, maupun diskusi kelompok. Sarana ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
tidak efektif untuk peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang.
Berbagai alat bantu presentasi bisnis mencakup antara lain: blackboard, whiteboard, flipcharts, transparansi overhead projector, slide, papan tulis elektronik, VCR, panel LCD projec tor. Masing-masing alat bantu presentasi bisnis tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat dijelaskan berikut ini.
1. Papan Tulis Hitam dan Putih (Blackboard & Whiteboard)
Papan tulis hitam (blackboard) merupakan salah satu alat bantu presentasi yang sudah cukup kuno, sehingga kini alat bantu tersebut relatif jarang digunakan. Selain papan tulis hitam, kini muncul papan tulis putih (whiteboard) yang banyak digunakan di berbagai perkantoran bisnis maupun nonbisnis. Sarana ini cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti lokakarya, briefing, rapat rutin, maupun diskusi kelompok. Sarana ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
tidak efektif untuk peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang.
2. Flip Charts
Flip charts adalah sebuah papan yang dilengkapi dengan lembaran-lembaran kertas berukuran besar. Apabila lembar kertas pertama sudah penuh, pembicara dapat membuka lembar berikutnya yang masih kosong dengan menyibak kertas tersebut atau menyobeknya. Sarana ini juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahannya.
Flip charts adalah sebuah papan yang dilengkapi dengan lembaran-lembaran kertas berukuran besar. Apabila lembar kertas pertama sudah penuh, pembicara dapat membuka lembar berikutnya yang masih kosong dengan menyibak kertas tersebut atau menyobeknya. Sarana ini juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahannya.
3. Transparansi Overhead
Projector
Transparansi OHP nampaknya merupakan alat bantu presentasi yang cukup populer bagi para pembicara. Di berbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Genigraphics Corporation tahun 1987, sekitar 57% lembar transparansi dihasilkan dengan mesin fotokopi, dan selalu dibuat dengan mesin ketik atau bahkan teks tulisan tangan. Hanya 29% transparansi yang dibuat dari artwork dan 32% dari grafik komputer. Dengan semakin meluasnya teknologi komputer, semakin banyak orang dapat memanfaatkan kemampuan komputer untuk membuat tampilan grafik, gambar, bagan dan sejenisnya dengan kualitas hasil yang lebih baik.
4. Slide Transparansi OHP nampaknya merupakan alat bantu presentasi yang cukup populer bagi para pembicara. Di berbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Genigraphics Corporation tahun 1987, sekitar 57% lembar transparansi dihasilkan dengan mesin fotokopi, dan selalu dibuat dengan mesin ketik atau bahkan teks tulisan tangan. Hanya 29% transparansi yang dibuat dari artwork dan 32% dari grafik komputer. Dengan semakin meluasnya teknologi komputer, semakin banyak orang dapat memanfaatkan kemampuan komputer untuk membuat tampilan grafik, gambar, bagan dan sejenisnya dengan kualitas hasil yang lebih baik.
Sekitar tahun 1980-an slide cukup populer bagi alat bantu presentasi bisnis. Slide dapat berupa foto, grafis, atau gabungan keduanya. Kualitas gambar dan tampilan yang disajikan dengan slide ini cukup baik, di samping juga mudah dan ringan membawanya. Dalam perkembangannya, slide yang berukuran 35 mm ini dapat dikombinasikan dengan personal computer (PC) dengan resolusi gambar berkualitas tinggi Berta dapat disimpan dalam disket.
Daftar Pustaka
Https://siwonpieter.wordpress.com/komunikasi-bisnis-perencanaan-laporan-bisnis/
http://blogserbabis.blogspot.com/2014/04/makalah-revisi-pesan-pesan-bisnis.html
Http://mabatugas.blogspot.co.id/2016/04/perencanaan-dan-penulisan-laporan-bisnis.html
Purwanto, Djoko. 2007. Korespondensi Bisnis Modern. Jakarta: Erlangga
Http://kunangsenja.blogspot.co.id/2010/05/penulisan-laporan-singkat.html
Nama Kelompok:
Bagas Aditya Kresna
Firdian Bawono
Gilang Rahmawan
Igusti Ngurah
Nama Kelompok:
Bagas Aditya Kresna
Firdian Bawono
Gilang Rahmawan
Igusti Ngurah
No comments:
Post a Comment